Obat Antiinflamasi

Atranac

Klikdokter, 06 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Atranac digunakan untuk mengatasi inflamasi (peradangan) degeneratif berupa rematik, osteoarthrosis, dan spondylarthritis.

Pengertian

Atranac adalah sediaan obat berbentuk tablet yang diproduksi oleh Corsa Industries. Atranac mengandung natrium diklofenak sebagai zat aktifnya. Atranac berfungsi untuk meredakan peradangan degeneratif, berupa rematik, ankylosing spondylitis (radang sendi pada punggung), osteoarthrosis (peradangan kronis pada sendi). Atranac bekerja dengan cara menghalangi produksi prostaglandin, apabila produksi prostaglandin dihambat maka dapat mengurangi pembengkakan dan mengurangi rasa sakit.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Obat Antiinflamasi Non-Steroid (OAINS).
  • Kandungan: Natrium Diklofenak 25 mg; Natrium Diklofenak 50 mg.
  • Bentuk: Tablet Salut Enterik.
  • Satuan Penjualan: Strip.
  • Kemasan: Box, Strip @10 Tablet.
  • Farmasi: Corsa Industries.

Kegunaan

Atranac digunakan untuk mengatasi inflamasi (peradangan) degeneratif berupa rematik (peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kaku pada persendian), osteoarthrosis (kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi) dan spondylarthritis (rematik yang mempengaruhi tulang belakang, persendian, dan enthesis), sindrom pada tulang belakang, gout akut (asam urat). Atranac juga dapat digunakan untuk perawatan atau pencegahan nyeri pasca operasi.

Dosis & Cara Penggunaan

Atranac merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Atranac juga harus dikonsultasikan dengan dokter dan apoteker terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.

Dosis maksimal awal: 100-150 mg diberikan dalam 2-3 dosis terbagi setiap hari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25°C.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Atranac yang mungkin terjadi adalah:

  • Diare, mual, dan muntah
  • Nyeri ulu hati
  • Sakit perut
  • Perut kembung
  • Sering bersendawa

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Atranac pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Pasien hipersensitif (reaksi alergi berlebihan) terhadap Natrium diklofenak
  • Pasien dengan penyakit asma, urtikaria, atau reaksi sensitif lain nya yang diendapkan oleh Aspirin dan NSAID lainnya
  • Pasien dengan riwayat penyakit saluran cerna seperti ulkus peptikum, ulseratif pada anus/rektum.colon
  • Pasien yang akan atau telah menjalani operasi by-pass jantung, perokok, tekanan darah tinggi, gangguan pada hati, gangguan pada ginjal, anemia, gangguan pembekuan darah.

Interaksi obat

  • Dapat meningkatkan kadar methotrexate serum
  • Penggunaan bersamaan dengan NSAID atau antikoagulan lainnya (misalnya warfarin) dikaitkan dengan risiko perdarahan saluran cerna yang lebih tinggi.
  • Peningkatan risiko nephrotoxicity dengan ciclosporin atau triamterene
  • Dapat meningkatkan risiko komplikasi kornea pada pasien dengan peradangan kornea yang signifikan sebelum digunakan bersamaan dengan persiapan yang mengandung kortikosteroid
  • Colestyramine dan colestipol mengurangi bioavailabilitas diklofenak
  • Berkurangnya konsentrasi plasma saat diberikan setelah sucralfate
  • Aplikasi tiroid diklofenak dapat mengurangi khasiat asetilkolin kekar dan carbachol
  • Dapat meningkatkan kadar serum lithium dan digoxin.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Atranac ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis
Gejala overdosis Atranac antara lain lesu, tinitus (sensasi telinga berdenging dalam waktu yang lama), sakit kepala, kantuk, mual, muntah, diare, pusing, disorientasi, eksitasi, nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, kejang-kejang; jarang terjadi: reaksi anafilaktoid, hipertensi, depresi pernapasan, gagal ginjal akut, koma.