Obat Antibiotik

Ximex Cylowam

Klikdokter, 08 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Ximex Cylowam digunakan pada pasien yang mengalami gangguan infeksi mata superfisial dan ulkus kornea.

Pengertian

Ximex Cylowam adalah sediaan tetes mata yang mengandung ciprofloxacin sebagai zat aktifnya. Ximex Cylowam digunakan pada pasien yang mengalami gangguan infeksi mata superfisial dan ulkus kornea. Ximex Cylowam bekerja dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antibiotik
  • Kandungan: Ciprofloxacin 0.3 %
  • Bentuk: Tetes Mata
  • Satuan Penjualan: Botol
  • Kemasan: Botol @ 5 mL
  • Farmasi: Konimex.

Kegunaan

Ximex Cylowam digunakan pada pasien yang mengalami gangguan infeksi mata superfisial dan ulkus kornea.

Dosis & Cara Penggunaan

Ximex Cylowam merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Ximex Cylowam juga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu.

  • Infeksi mata superfisial
    Konsentrasi 0.3 %: Teteskan 1 atau 2 tetes Ximex Cylowam sebanyak 4 kali sehari,
    Infeksi serius: 1-2 tetes Ximex Cylowam setiap 2 jam selama 2 hari, dilanjutkan 4 kali sehari. maksimal durasi pemakaian 21 hari.
  • Ulkus kornea
    Dewasa dengan konsetrasi larutan 0.3%
    Hari 1: Dosis awal 2 tetes setiap 15 menit pada 6 jam pertama, dilanjutkan 2 tetes setiap 30 menit.
    Hari 2: 2 tetes setiap 4 jam sehari selama 3-14.
    Maksimal pemakaian 21 hari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi adalah:

  • Endapan kornea
  • Sensasi terbakar
  • Hiperemia konjungtiva
  • Pengerasan kulit
  • Pruritus mata.

Kontraindikasi
Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Ximex Cylowam.

Kategori kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Ximex Cylowam ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.