Pengertian
Rimactazid adalah obat antituberculosis yang diproduksi oleh Novartis Indonesia. Obat ini mengandung Isoniazid dan Rifampicin yang diindikasikan untuk mengobati tuberkulosis yang sensitif terhadap isoniazid dan rifampicin.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antituberculosis
- Kandungan: Isoniazid 450mg, dan Rifampicin 300 mg
- Bentuk: Kaplet Salut Selaput
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Box, 5 Strip @ 6 Kaplet
- Farmasi: Novartis Indonesia.
- Harga: Rp50.000 - Rp95.000/ Strip
Kegunaan
Rimactazid diindikasikan untuk mengobati tuberkulosis yang sensitif terhadap isoniazid dan rifampicin.
Dosis & Cara Penggunaan
Rimactazid merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.
- Dewasa: 1 kaplet perhari.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 30 derajat Celcius.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi adalah:
- Isoniazid: Gangguan fungsi hati, neuropati perifer.
- Rifampicin: gangguan saluran pencernaan, urin berwarna kemerahan, demam, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, trombositopenia (jumlah trombosit dalam darah kurang dari normal)
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:
- Pasien yang hipersensitif terhadap rifamycin dan/atau isoniazid
- Memiliki riwayat hepatitis yang diinduksi obat
- Neuritis perifer.
- Penderita gangguan fungsi hati.
Interaksi obat
Rimactazid dapat berinteraksi jika diberikan bersamaan dengan ciprofloxacin, clopidogrel, atenolol, chloramphenicol, digoxin, ketoconazol.
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Rimactazid ke dalam Kategori C: Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.
Perhatian Menyusui
Karena potensi tumorigenisitas yang ditunjukkan untuk rifampisin dalam penelitian pada hewan, keputusan harus dibuat apakah akan menghentikan menyusui atau menghentikan obat, dengan mempertimbangkan pentingnya obat bagi ibu.
Karena potensi tumorigenisitas yang ditunjukkan untuk rifampisin dalam penelitian pada hewan, keputusan harus dibuat apakah akan menghentikan menyusui atau menghentikan obat, dengan mempertimbangkan pentingnya obat bagi ibu.