Obat Antibiotik

Nucef

Klikdokter, 10 Apr 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Nucef mengandung zat aktif Cefixime Trihydrate, obat ini diproduksi oleh Guardian Pharmatama.

Pengertian

Nucef mengandung zat aktif cefixime trihydrate, obat ini diproduksi oleh guardian Pharmatama. Nucef termasuk golongan antibiotik Sefalosforin, obat ini digunakan untuk membantu mengobati berbagai macam infeksi bakteri. Nucef bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Infeksi yang dapat diatasi oleh obat ini antara lain pneumonia (radang paru-paru), sinusitis (inflamasi atau peradangan pada dinding sinus) dan otitis (infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah). Selain itu, obat ini juga dapat digunakan sebagai antibiotik untuk melawan demam tifoid. Obat ini hanya digunakan untuk infeksi bakteri, sehingga penggunaannya pada infeksi virus (seperti flu dan batuk) dan jamur tidak akan berhasil. Penyalahgunaan Nucef yang tidak tepat dosis dapat menyebabkan resistensi (kebal) terhadap bakteri dan menurunkan efektifitas kerja obat ini. Sirup Kering Nucef, botol dikocok dahulu sebelum digunakan.

Keterangan

  1. Nucef Sirup
    • Golongan: Obat Keras.
    • Kelas Terapi: Sefalosforin.
    • Kandungan: Cefixime Trihydrate 100 mg/5 mL.
    • Bentuk: Sirup Kering.
    • Satuan Penjualan: Botol.
    • Kemasan: Botol @ 30 mL
    • Farmasi: Guardian Pharmatama.
  2. Nucef Kaplet
    • Golongan: Obat Keras.
    • Kelas Terapi: Sefalosforin.
    • Kandungan: Cefixime Trihydrate 200 mg
    • Bentuk: Kaplet
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Box, 1 Strip @ 10 Kaplet
    • Farmasi: Guardian Pharmatama.
  3. Nucef Kapsul
    • Golongan: Obat Keras.
    • Kelas Terapi: Sefalosforin.
    • Kandungan: Cefixime Trihydrate 100 mg
    • Bentuk: Kapsul
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Box, 3 Strip @ 10 Kapsul
    • Farmasi: Guardian Pharmatama.

Kegunaan

Nucef digunakan untuk mengobati Infeksi:

  • Pneumonia (radang paru-paru)
  • Sinusitis ( inflamasi atau peradangan pada dinding sinus)
  • Otitis (infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah). Selain itu, obat ini juga dapat digunakan sebagai antibiotik untuk melawan demam tifoid.

Dosis & Cara Penggunaan

Nucef merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras. Penggunaannya harus berdasarkan resep dokter. Aturan penggunaan secara umum adalah:

  • Penyakit menular seksual dewasa dan lansia: 1 g sebagai dosis tunggal.
  • Indikasi lain: 500 mg 1 kali sehari selama 3 hari.
  • Anak: 10 mg/kg BB/hari selama 3 hari.
  • Dosis alternatif (pemberian selama 5 hari): 10 mg/kg BB/hari pada hari ke-1, lalu 5 mg/kg BB.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Nucef yaitu sakit perut, dispepsia (nyeri/sakit pada bagian atas perut), kembung, anoreksia (ebuah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan akibat pencitraan diri yang menyimpang), pruritus (rasa gatal yang bisa meliputi seluruh atau sebagian tubuh seseorang), mulut kering, mual dan muntah, sakit kepala, diare, kejang, pusing, gugup, mengantuk, malaise (perasaan umum tidak sehat, tidak nyaman, atau lesu), kelelahan

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Nucef pada pasien yang memiliki indikasi hipersensitif (reaksi alergi berlebihan) terhadap komponen Nucef.

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Nucef:

  • Peningkatan konsentrasi carbamazepine plasma dengan penggunaan bersamaan
  • Peningkatan bioavailabilitas dengan nifedipine
  • Konsentrasi serum meningkat dengan probenesid
  • Warfarin dapat meningkatkan waktu protrombin (dengan atau tanpa pendarahan) dengan antikoagulan.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan nucef ke dalam Kategori B
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).