Obat Antibiotik

Meflosin

Klikdokter, 08 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Meflosin 500 mg Tablet merupakan sediaan obat dengan nama dagang yang memiliki komposisi Ciprofloxacin 500 mg yang merupakan golongan Antibiotik kuinolon yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit infeksi akibat bakteri, seperti infeksi pada saluran kemih, infeksi mata, infeksi karena penyakit seksual menular, infeksi pada saluran pencernaan, infeksi pada vagina, infeksi yang terjadi pada tulang dan sendi, serta infeksi pada kulit dan jaringan lunak.

Pengertian

Meflosin adalah sediaan obat dengan nama dagang yang memiliki komposisi Ciprofloxacin dan merupakan golongan antibiotik kuinolon. Meflosin dapat digunakan untuk mengobatin infeksi akibat bakteri, seperti infeksi pada saluran kemih, infeksi mata, infeksi karena penyakit seksual menular, infeksi pada saluran pencernaan, infeksi pada vagina, infeksi yang terjadi pada tulang dan sendi, serta infeksi pada kulit dan jaringan lunak. Meflosin dapat bekerja dengan cara membunuh atau mencegah perkembangan bakteri yang menyebabkan infeksi.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Obat Antibiotik
  • Kandungan: Ciprofloxacin 500 mg.
  • Bentuk: Kaplet Salut Selaput.
  • Satuan Penjualan: Strip.
  • Kemasan: Strip @ 6 Tablet
  • Farmasi: Metiska Farma.
  • Harga: Rp. 76.000 - Rp. 125.000/ Strip

Kegunaan

Meflosin dapat digunakan untuk mengatasi penyakit infesi akibat bakteri, seperti seperti infeksi pada saluran kemih, infeksi mata, infeksi karena penyakit seksual menular, infeksi pada saluran pencernaan, infeksi pada vagina, infeksi yang terjadi pada tulang dan sendi, infeksi pada saluran nafas.

Dosis & Cara Penggunaan

Meflosin merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras, sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep Dokter. Selain itu, dosis penggunaan Meflosin juga harus dikonsultasikan dengan Dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaan nya berbeda-beda setiap individu nya tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.

Dosis penggunaan Meflosin:

  • Dosis penggunaan infeksi berat: diminum 2x sehari 1 tablet.
  • Dosis penggunaan infeksi sedang dan gonorhoe(kencing nanah): diminum 1x sehari 1 tablet.
  • Penggunaan obat ini harus dihabiskan dan dalam keadaan perut sudah terisi.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Meflosin yang mungkin terjadi adalah:

  • Gangguan pada saluran pencernaan
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Pusing
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Peningkatan tekanan intrakranial
  • Pusing, sakit kepala
  • Gelisah
  • Tremor (gemetar)
  • Gangguan kejiwaan: Insomnia, gugup, mengantuk

Overdosis

  • Gejala: Pusing, tremor, sakit kepala, kelelahan, kejang, halusinasi, kebingungan, ketidaknyamanan perut, kristaluria, hematuria, gangguan ginjal dan hati akut.
  • Penatalaksanaan: Pengobatan simtomatik. Kosongkan perut dengan menginduksi emesis atau dengan lavage lambung. Pertahankan hidrasi yang adekuat. Dapat diberikan antasida yang mengandung Mg, Al, atau Ca untuk mengurangi penyerapan obat didalam tubuh. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Meflosin pada pasien dengan kondisi:

  • Hipersensitif terhadao ciprofloxacin atau kuinolon lain
  • Pasien yang memiliki riwayat atau risiko perpanjangan interval QT
  • Pasien yang memilikiriwayat miastenia gravis yang diketahui
  • Penggunaan bersamaan dengan tizanidine.

Interaksi Obat

  • Penggunaan bersama Tizanidine dapat meningkatkan efek hipotensi dan sedasi.
  • Penggunaan bersama dengan Clozapine, Ropinirole, atau Teofilin dapat meningkatkan kadar obat tersebut.
  • Penggunaan bersama dengan Probenecid dapat meningkatkan kadar Ciprofloxacin dalam darah
  • Penggunaan bersama dengan Glibenclamide dapat terjadi perdarahan

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Meflosin ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.