Pengertian
Erphadrox adalah obat yang mengandung cefadroxil dan digunakan sebagai antibiotik. Erphadrox berfungsi untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri, seperti infeksi sistem pernapasan (misalnya sinusitis, pneumonia dan bronkitis), infeksi THT (telinga, hidung dan tenggorokan), ginjal, sistem saluran kemih, tulang dan sendi, kulit dan jaringan lunak, ginekologi atau sistem reproduksi wanita. Penggunaan Erphadrox secara tidak tepat dan sembarangan dapat menyebabkan resistensi (bakteri menjadi kebal terhadap penyakit) yang dapat menyebabkan penurunan efektifitas kerja dari Erphadrox. Erphadox memiliki sediaan sirup kering dan kapsul.
Keterangan
- Erphadrox Sirup
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Sefalosforin.
- Kandungan: Cefadroxil monohydrate 125mg/5 mL.
- Bentuk: Sirup Kering.
- Satuan Penjualan: Botol.
- Kemasan: Botol @ 60 mL.
- Farmasi: Erlimplex.
- Erphadox Kapsul
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Sefalosforin.
- Kandungan: Cefadroxil monohydrate 500 mg.
- Bentuk: Kapsul.
- Satuan Penjualan: Strip.
- Kemasan: Strip @ 10 Kapsul.
- Farmasi: Erlimplex.
Kegunaan
Erphadrox digunakan untuk mengobati infeksi sistem pernapasan (misalnya sinusitis, pneumonia dan bronkitis), infeksi THT (telinga, hidung dan tenggorokan), ginjal, sistem saluran kemih, tulang dan sendi, kulit dan jaringan lunak, ginekologi atau sistem reproduksi wanita.
Dosis & Cara Penggunaan
Erphadrox termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.
- Dewasa: dosis 1-2 g perhari diberikan sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi.
- Anak usia ≥6 tahun dengan berat badan <40 kg: dosis 30-50 mg / kg berat badan perhari sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi, hingga maksimal 100 mg / kg berat badan perhari.
Cara Penyimpanan
- Erphadrox Kapsul dan Serbuk Sirup Kering: Simpan di antara suhu 20-25 derajat Celcius.
- Erphadrox Sirup Kering yang dilarutkan untuk suspensi: Simpan pada suhu antara 2-8 derajat Celcius.
Efek Samping
Efek samping penggunaan Erphadrox yang mungkin terjadi adalah:
- Dispepsia (Ketidaknyamanan perut bagian atas, yang dijelaskan seperti sensasi terbakar, kembung, atau begah, mual, atau perasaan cepat kenyang setelah mulai makan),
- Mual dan muntah,
- Diare;
- Alergi;
- Disfungsi hati (Gangguan fungsi hati)
- Vaginitis (Peradangan pada vagina yang dapat menghasilkan keputihan, gatal, dan nyeri),
- Neutropenia sedang (Kadar abnormal rendah dari jenis sel darah putih (neutrofil)),
- Demam.
- Agranulositosis (saat sumsum tulang gagal membentuk granulosit),
- Trombositopenia (Rendahnya jumlah trombosit dalam darah),
- Eritema multiforme (Gangguan kulit yang ditandai dengan lesi berbentuk lingkaran bulls-eye),
- Sindrom Stevens-Johnson (Gangguan kulit dan selaput lendir yang langka dan serius),
- Artralgia (Ketidaknyamanan fisik ketika dua atau beberapa tulang bertemu di persendian, mulai dari ringan hingga melumpuhkan).
Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan pada pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap sefadroksil atau sefalosporin lain.
Interaksi Obat
- Penggunaan bersamaan dengan antibiotik bakteriostatik (misalnya tetrasiklin, eritromisin, sulfonamid, kloramfenikol) dapat menyebabkan efek antagonis (berlawanan),
- Dapat meningkatkan efek nefrotoksik (racun pada ginjal) dengan antibiotik aminoglikosida, polimiksin B, colistin atau dosis tinggi diuretik,
- Dapat meningkatkan efek antikoagulan antagonis dengan vitamin K,
- Dapat mengurangi efek terapi dari vaksin BCG, vaksin tifoid dan Na picosulfate,
- Mengurangi bioavailabilitas (kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang mencapai dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh) dengan kolestiramin
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Erphadrox ke dalam Kategori B
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).
Overdosis
- Gejala: Mual, halusinasi, gejala ekstrapiramidal, kesadaran menurun, atau bahkan koma dan gangguan fungsi ginjal.
- Penatalaksanaan: Induksi muntah sekaligus atau lavage lambung; hemodialisis jika diperlukan. Pantau dan jika perlu, perbaiki keseimbangan air dan elektrolit.