Obat Antibiotik

Criax

Klikdokter, 20 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Criax merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga yang bekerja menghambat pertumbuhan bakteri atau infeksi bakteri.

Pengertian

Criax adalah obat dengan kandungan Ceftriaxone yang merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga. Criax bekerja dengan cara mengikat salah satu reseptor pada dinding sel bakteri, sehingga menyebabkan terjadinya penghambatan sintesis atau produksi dinding sel yang menyebabkan bakteri menjadi lemah dan setelahnya bakteri akan mati.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antibiotik
  • Kandungan: Ceftriaxone 1 gram
  • Bentuk: Cairan Injeksi
  • Satuan Penjualan: Vial
  • Kemasan:  Vial @ 1 gram
  • Farmasi: Meprofarm.

Kegunaan

Criax digunakan untuk mengobati infeksi bakteri gram negatif, mampu mengatasi infeksi nosokomial yang diperoleh di Rumah Sakit, mampu menembus sistem saraf pusat sehingga dapat menangani meningitis (infeksi selaput otak) akibat kuman pneumokokus, meningokokus, H.Influenza, E.coli, Klebsiella, dan penicillin-resistant N. gonorrhoeae.

Dosis & Cara Penggunaan

Criax merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras, sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep Dokter. Penggunaan Criax sebaiknya dibantu dengan petugas medis.

  1. Infeksi bakteri yang rentan
    • Dosis pemberian: dosis 1-2 g perhari, ditingkatkan dosis menjadi 4 g perhari pada infeksi berat, diberikan sekali atau dalam 2 dosis terbagi. Dosis > 2 g diberikan melalui injeksi intravena (melalui pembuluh darah) atau infus.
  2. Sifilis
    • Dosis pemberian: dosis 0,5-1 g diberikan 1 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan menjadi 2 g diberikan 1 kali sehari untuk neurosifilis selama 10-14 hari. Dosis diberikan melalui injeksi intravena (melalui pembuluh darah) lambat selama 5 menit, atau diinfuskan selama minimal 30 menit, atau melalui injeksi intramuskular (otot).
  3. Penyakit Lyme
    • Dosis pemberian: dosis 2 g diberikan 1 kali sehari selama 14-21 hari. Dosis diberikan melalui injeksi intravena (melalui pembuluh darah) lambat selama 5 menit, atau diinfuskan selama minimal 30 menit, atau melalui injeksi intramuskular (otot).
  4. Mencegah infeksi bedah
    • Dosis pemberian: 1-2 g dosis tunggal diberikan 0,5-2 jam sebelum pembedahan. Dosis diberikan melalui injeksi intravena (melalui pembuluh darah) lambat selama 5 menit, atau diinfuskan selama minimal 30 menit, atau melalui injeksi intramuskular (otot).
  5. Gonore tanpa komplikasi
    • Dosis pemberian: dosis 250-500 mg sebagai dosis tunggal. Diberikan melalui injeksi intramuskular (otot).
  6. Otitis media akut
    • Dosis pemberian: dosis 1-2 g sebagai dosis tunggal. Diberikan melalui injeksi intramuskular (otot).

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25 derajat Celcius, dan terhindar dari cahaya.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Criax, antara lain:

  • Sesak dada.
  • Batuk.
  • Demam.
  • Kesulitan buang air kecil.
  • Nafas pendek.
  • Sakit tenggorokan.
  • Pembengkakan kelenjar.
  • Tukak lambung.
  • Muncul bintik-bintik putih pada bibir atau didalam mulut.
  • Pendarahan yang tidak biasa atau memar.
  • Kelelahan atau lemas.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • Pasien yang memiliki riwayat hipersensitifitas pada antibiotik golongan penisilin.
  • Pasien yang memiliki gangguan ginjal, hati, dan diabetes.
  • Neonatus prematur hingga usia pascamenstruasi 41 minggu (usia kehamilan dan usia kronologis).
  • Neonatus cukup bulan (hingga usia 28 hari) dengan hiperbilirubinemia, ikterus, hipoalbuminemia, atau asidosis yang memerlukan pengobatan Ca melalui injeksi intravena, atau infus yang mengandung Ca.

Interaksi Obat
Berikut adalah ini adalah beberapa interaksi obat yang umumnya terjadi pada Criax:

  • Dapat meningkatkan efek antikoagulan antagonis vitamin K (misalnya warfarin).
  • Dapat meningkatkan nefrotoksisitas aminoglikosida.
  • Dapat mengurangi efek terapeutik dari vaksin BCG, vaksin tifoid, Na picosulfate.
  • Berpotensi Fatal: Pemberian larutan intravena yang mengandung Ca dapat menyebabkan pengendapan bahan kristal di paru-paru dan ginjal.

Kategori kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Criax ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

Overdosis

  • Gejala: Diare, mual dan muntah.
  • Penatalaksanaan: Pengobatan simtomatik. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.