Obat Antibiotik

Colistine

Klikdokter, 16 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Colistine merupakan obat untuk membantu mengobati Infeksi yang terjadi pada saluran cerna, juga membantu mengobati disentri.

Pengertian

Colistine adalah obat dengan kandungan Polimiksin B sulfat yang digunakan untuk membantu pengobatan gastroenteritis (infeksi yang terjadi pada usus atau perut), enterokolitis (infeksi dan pembengkakan pada perut sering ditemui pada bayi yang terlahir prematur). Colistine juga digunakan untuk membantu mengobati disentri basiler (penyakit saluran cerna dimana tinja mengandung darah tanpa lendir) yang disebabkan oleh bakteri gram negatif.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antibiotik
  • Kandungan: Polimiksin B sulfat 250.000 IU; Polimiksin B sulfat 1.500.000 IU
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Botol
  • Kemasan: Botol Plastik @ 50 dan 100 tablet
  • Farmasi: Actavis Indonesia

Kegunaan

Colistine digunakan untuk membantu mengobati infeksi yang terjadi pada saluran cerna, juga membantu mengobati disentri basiler (peradangan usus yang bisa menyebabkan diare disertai darah atau lendir).

Dosis & Cara Penggunaan

Colistine termasuk golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep Dokter.

  • Dewasa: diberikan dosis 1,5-3 MIU, diminum 3 kali sehari.
  • Anak dengan berat badan15-30 kg: dosis 0,75-1,5, diminum 3 kali sehari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Colistine yang mungkin terjadi adalah:

  • Superinfeksi
  • Kerusakan ginjal
  • Gangguan penglihatan
  • Gangguan saluran pencernaan
  • Pusing
  • Mual, muntah
  • Insufisiensi pernapasan dan kelemahan otot
  • Berpotensi Fatal: Kolitis parah

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • Pasien yang hipersensitif terhadap Colistine 
  • Penderita myasthenia gravis (melemahnya otot tubuh akibat gangguan pada saraf dan otot)

Interaksi Obat

  • Mempotensiasi aksi relaksan otot kurariform.
  • Meningkatkan resiko nefrotoksisitas (kerusakan ginjal) bila diberikan bersamaan dengan aminoglikosida, amfoterisin B, kapreomisin, vankomisin

Overdosis

  • Gejala: Tanda-tanda blokade otot saraf misalnya: Paresthesia (kesemutan), lesu, kebingungan, ataksia (gerakan tubuh yang tidak teratur), pusing, apnea (gangguan tidur). Kemungkinan henti napas dan gagal ginjal akut.
  • Penatalaksanaan: Perawatan suportif dan langkah-langkah untuk meningkatkan laju eliminasi (pengeluaran) colistin dari dalam tubuh, misalnya: manitol diuresis, hemodialisis berkepanjangan atau dialisis peritoneal