Obat Antibiotik

Clynoret

Klikdokter, 11 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Clynoret digunakan untuk mengobati jerawat.

Pengertian

Clynoret adalah sediaan obat topikal berbentuk gel yang diproduksi oleh Immortal Pharmaceutical Lab. Clynoret mengandung zat aktif Clindamycin phosphat yang digunakan untuk mengobati jerawat. Clynoret bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antibiotik Topikal
  • Kandungan: Clindamycin phosphat 10 mg/ g
  • Bentuk: Gel
  • Satuan Penjualan: Tube
  • Kemasan: Box, 1 Tube @ 15 gram
  • Farmasi: Immortal Pharmaceutical Lab

Kegunaan

Clynoret digunakan untuk mengobati jerawat.

Dosis & Cara Penggunaan

Clynoret termasuk dalam golongan Obat Keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan Anjuran dan Resep dokter.

Oleskan Clynoret gel 1 kali sehari ke area kulit yang berjerawat. Pantau respon pasien setelah 6-8 minggu perawatan.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 ° C. Jangan didinginkan atau dibekukan.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Clynoret yang mungkin terjadi adalah:Ruam makulopapular

  • Pruritus (gatal)
  • Eritema (ruam, kemerahan)
  • Seborrhoea (timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah)
  • Dermatitis kontak

Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan pada pasien dengan kondisi:

  • Hipersensitif.
  • Riwayat penyakit radang usus, enteritis regional, kolitis ulserativa atau kolitis terkait antibiotik.

Interaksi Obat
Eritromisin dapat mengurangi efek terapi klindamisin.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Clynoret ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

Overdosis

  • Pemberian Clynoret yang melebihi dosis yang dianjurkan akan menimbulkan gejala, seperti dermatitis, nefrotoksisitas, hepatotoksisitas, kelainan hematologis, diare berat, dan kolitis pseudomembran yang dapat menyebabkan kematian. Pemberian dosis besar secara cepat melalui injeksi intravena dapat menyebabkan disritmia ventrikel, hipotensi dan henti jantung.
  • Jika terjadi overdosis, segera lakukan pengobatan simtomatik dan suportif (dibantu oleh tenaga medis profesional). Berikan terapi adrenalin untuk reaksi anafilaktoid serius. Berikan oksigen dan kortikosteroid melalui injeksi intravena sesuai indikasi.