HomeObatObat AlergiTriamcinolone
Obat Alergi

Triamcinolone

Klikdokter, 07 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Triamcinolone digunakan untuk mengobati alergi dan peradangan.

Pengertian

Triamcinolone adalah obat generik yang digunakan untuk mengatasi alergi, peradangan, dan sariawan yang tidak bisa disembuhkan. Triamcinolone bekerja dengan menekan kerja sistem pertahanan tubuh yang bekerja secara berlebihan, dan zat lain, seperti cytokine yang dapat menimbulkan peradangan.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Hormon Kortikosteroid
  • Kandungan: Triamcinolone 4 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan penjualan: Strip
  • Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Tablet
  • Farmasi: Dexa Medica; Etercon Pharma; Nulab Pharmaceutical Indonesia

Merk dagang yang beredar di Indonesia:
Ziloven, Omenacort, Lonacort, Amtocort, Flamicort, Konicort, Rafacort.

Kegunaan

Triamcinolone digunakan untuk mengobati alergi dan peradangan.

Dosis & Cara Penggunaan

Triamcinolone termasuk dalam golongan obat keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan anjuran dan resep dokter:

Dewasa: dosis awalnya: diberikan dosis 4-48 mg setiap hari tergantung pada penyakit yang sedang dirawat; dosis dapat disesuaikan sampai respon membaik.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25°C, lindungi dari cahaya, jangan dibekukan.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Triamcinolone, antara lain:

  • Peningkatan nafsu makan, retensi cairan, perubahan toleransi glukosa
  • Arthralgia (nyeri sendi)
  • Dispepsia, kelainan gigi
  • Penglihatan kabur, mata tidak nyaman, nyeri, eritema, pembengkakan
  • Tekanan darah tinggi, pertambahan berat badan (parenteral)


Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan pada pasien dengan kondisi:

  • Purpura trombositopenik idiopatik, malaria serebral; infeksi jamur, virus, atau bakteri yang tidak diobati; psikosis akut, TB aktif, keratitis herpes simpleks, mikosis sistemik dan parasitosis.

Interaksi Obat

  • Dapat meningkatkan toksisitas glikosida digitalis.
  • Efek meningkat dengan ketoconazole.
  • Dapat mengubah aksi penghambat neuromuskuler dari pelemas otot non-depolarisasi.
  • Dapat meningkatkan risiko perdarahan gastrointestinal dan ulserasi terkait dengan NSAID.
  • Peningkatan kadar serum dengan estrogen (termasuk kontrasepsi oral).
  • Komplikasi neurologis dan berkurangnya respons antibodi dapat terjadi pada pasien yang divaksinasi.
  • Dapat memusuhi efek agen antikolinesterase.
  • Peningkatan tambahan tekanan intraokular dengan antikolinergik (misalnya: Atropin).
  • Dapat mempotensiasi atau mengurangi efek antikoagulan antikoagulan oral.
  • Dapat meningkatkan efek hiperglikemik dari ceritinib.
  • Dapat mengurangi efek terapeutik antidiabetik (misalnya: Turunan sulfonilurea) dan insulin.
  • Dapat mengurangi penurunan tekanan darah arteri hipertensi (termasuk diuretik).
  • Dapat mengurangi konsentrasi serum isoniazid.
  • Peningkatan aktivitas siklosporin dan kortikosteroid bila digunakan bersamaan.
  • Dapat meningkatkan risiko perpanjangan QT atau torsade de pointes dengan kelas Ia antiarrhythmics (misalnya: Disopyramide, quinidine, procainamide) atau antiarrhythmics kelas II (misalnya: Amiodarone, sotalol, bepridil).

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Triamcinolone ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.