Obat Antibiotik

Moxifloxacin

Klikdokter, 25 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Moxifloxacin digunakan untuk sinusitis bakteri akut, infeksi kulit dan struktur kulit yang rumit.

Pengertian

Moxifloxacin adalah antibiotik yang digunakan dalam pengobatan infeksi sistemik. Moxifloxacin bekerja dengan cara menghambat replikasi, bakteri transkripsi, perbaikan dan rekombinasi, sehingga menghambat pertumbuhan bakteri. Moxifloxacin adalah sediaan obat generik yang tersedia dalam bentuk sediaan kaplet, tablet dan injeksi.

Keterangan

  1. Moxifloxacin Kaplet
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Kuinolon
    • Kandungan: Moxifloxacin 453.8 mg; Moxifloxacin 400 mg
    • Bentuk: Kaplet
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Box, 1 Strip @ 10 Kaplet
    • Farmasi: Nulab Pharmaceuticals; Guardian Phamatama; Pratapa Nirmala; Novell Pharmaceuticals; Dexa Medica; Bernofarm; Infion.
  2. Moxifloxacin Tablet
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Kuinolon
    • Kandungan: Moxifloxacin 400 mg
    • Bentuk: Tablet
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Box, 5 Strip @10 Tablet
    • Farmasi: Futamed Pharmaceuticals; Amarox Farma.
  3. Moxifloxacin Injeksi
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Kuinolon
    • Kandungan: Moxifloxacin 400 mg/ 250 mL
    • Bentuk: Infus
    • Satuan Penjualan: Botol
    • Kemasan: Botol 250 mL; Vial 250 mL
    • Farmasi: Bernofarm; Mahakam Beta Farma; Pratapa Nirmala.

Merk dagang yang beredar di Indonesia:
Avelox, Maxiflon, Respira, Zigat.

Kegunaan

Moxifloxacin digunakan untuk sinusitis bakteri akut, infeksi kulit dan struktur kulit yang rumit, infeksi intraabdomen, intoleransi terhadap penisilin pada orang dewasa ≥18 tahun dan infeksi bakteri (misalnya eksaserbasi akut bronkitis kronis dan pneumonia).

Dosis & Cara Penggunaan

Moxifloxacin termasuk dalam golongan obat keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan anjuran resep dokter dan dilakukan oleh tenaga medis profesional.

Moxifloxacin Oral

  • Pneumonia
    Dewasa: 400 mg diminum sekali sehari selama 10 hari.
  • Eksaserbasi bakteri akut bronkitis kronis
    Dewasa: 400 mg diminum sekali sehari selama 5-10 hari.
  • Sinusitis bakteri akut
    Dewasa: 400 mg diminum sekali sehari selama 7 hari.
  • Penyakit radang panggul
    Dewasa: Dalam kombinasi dengan antibakteri lain dalam kasus ringan hingga sedang: 400 mg diminum sekali sehari selama 14 hari.
  • Infeksi kulit dan struktur kulit yang rumit
    Dewasa: 400 mg diminum sekali sehari selama 7-21 hari.

Moxifloxacin Intravena

  • Wabah
    Dewasa: 400 mg sekali sehari diberikan melalui infus selama 60 menit selama 10-14 hari.
  • Infeksi intraabdomen yang rumit
    Dewasa: 400 mg sekali sehari diberikan melalui infus selama 60 menit selama 5-14 hari.
  • Infeksi kulit dan struktur kulit yang rumit
    Dewasa: 400 mg sekali sehari diberikan melalui infus selama 60 menit selama 7-21 hari.
  • Eksaserbasi bakteri akut bronkitis kronis
    Dewasa: 400 mg sekali sehari diberikan melalui infus selama 60 menit selama 5 hari.
  • Infeksi kulit dan struktur kulit tanpa komplikasi
    Dewasa: 400 mg sekali sehari diberikan melalui infus selama 60 menit selama 7 hari.
    Anak: ≥1 tahun Sama dengan dosis orang dewasa.
  • Pneumonia yang didapat masyarakat
    Dewasa: 400 mg sekali sehari diberikan melalui infus selama 60 menit selama 7-14 hari.
  • Sinusitis bakteri akut
    Dewasa: 400 mg sekali sehari diberikan melalui infus selama 60 menit selama 10 hari.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu di bawah 25°C. Lindungi dari kelembapan.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Moxifloxacin, antara lain:

  • Sakit kepala, pusing, susah tidur, kebingungan.
  • Mual, muntah, sakit perut.
  • Penyakit kuning.
  • Anemia.
  • Tinnitus (telinga berdenging).
  • Signifikan: Reaksi hipersensitivitas (misalnya Anafilaksis, syok). Superinfeksi, hiperglikemia (berlebihnya kadar gula darah), kolitis pseudomembran atau diare terkait Clostridium difficile, efek Sistem Saraf Pusat (mis. Neuropati perifer, kejang, kecemasan, depresi, delirium, halusinasi), leukopenia, neutropenia, trombositopenia.

Kontraindikasi:
Hindari penggunaan Moxifloxacin pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Aritmia ventrikel.
  • Bradikardia (denyut jantung melambat).
  • Neuropati perifer.
  • Hipersensitif terhadap moxifloxacin atau golongan quinolon.
  • Riwayat gangguan tendon.
  • Miastenia gravis (penyakit neuromuskuler jangka panjang yang menyebabkan berbagai tingkat kelemahan otot rangka).
  • Gangguan elektrolit.

Interaksi obat:
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Moxifloxacin:

  • Peningkatan risiko gangguan tendon dengan kortikosteroid.
  • Dapat meningkatkan efek antikoagulan warfarin.
  • Mengurangi penyerapan dengan membentuk chelate dengan antasida yang mengandung Al, Mg, Fe, sucralfate dan multivalent kation.
  • Peningkatan risiko bradikardia dengan agen pereduksi kalium (misalnya Loop diuretik).

Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Moxifloxacin ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis:
Gejala overdosis Moxifloxacin antara lain perpanjangan QT. Jika terjadi overdosis, berikan arang aktif segera setelah penyerapan (oleh tenaga medis). Lakukan pemantauan EKG.