Obat Antiinflamasi

Moteson

Klikdokter, 18 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Moteson digunakan untuk meredakan gejala peradangan (inflamasi) dan gatal (pruritus) pada penderita penyakit kulit.

Pengertian

Moteson adalah sediaan obat dalam bentuk krim yang mengandung Mometasone Furoate dan diproduksi oleh Konimex Indonesia. Moteson digunakan untuk meredakan gejala peradangan (inflamasi) dan gatal (pruritus) pada penderita penyakit kulit (dermatitis) yang responsif terhadap kortikosteroid (misalnya peradangan kulit (psoriasis) dan penyakit kulit kronis (dermatitis atopik). 

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Kortikosteroid Topikal
  • Kandungan: Mometason Furoate 1mg/ gram
  • Bentuk: Krim
  • Satuan Penjualan: Tube
  • Kemasan: Dus ,1 Tube @ 10 gram.
  • Farmasi: Konimex Indonesia.
  • Harga: Rp50.000 - Rp75.000/ Tube

Kegunaan

Moteson digunakan untuk meredakan gejala peradangan (inflamasi) dan gatal (pruritus) pada penderita penyakit kulit (dermatitis) yang responsif terhadap kortikosteroid.

Dosis & Cara Penggunaan

Moteson merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.

Oleskan Moteson krim tipis-tipis sebanyak 1-2 kali sehari pada kulit yang mengalami peradangan.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 2-30 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek Samping yang mungkin muncul selama penggunaan Moteson adalah:

  • Rasa seperti terbakar
  • Gatal
  • Ruam
  • Kulit kering

Kontraindikasi
Hindari pemberian obat Moteson pada penderita:

  • Reaksi berlebih atau alergi (hipersensitif).
  • Memiliki penyakit kulit yang menyerang wajah (rosacea) dan kondisi peradangan kronisi pada usus besar (ulseratif).

Interaksi Obat
Tidak boleh di berikan bersamaan dengan golongan inhibitor CYP3A4 yang kuat (misal. Ketoconazole) dapat meningkatkan paparan mometason secara sistemik.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Moteson ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.