Obat Gangguan Saraf Pusat

Mirtazapine

Klikdokter, 25 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Mirtazapine digunakan sebagai terapi pengobatan depresi mayor.

Pengertian

Mirtazapine adalah golongan obat antidepresan yang diindikasikan pada pasien yang sedang melakukan pengobatan penyakit depresi mayor (depresi yang menyebabkan perubahan mood, perilaku, nafsu makan, dan tidur). Mirtazapine bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas noradrenergik dan serotonergik dengan memblok resepotir adrenergik sentral, sehingga depresi dapat ditekan.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Anti Depresi
  • Kandungan: Mirtazapine Hemihydrate 30 mg
  • Bentuk: Tablet Salut Selaput
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Box, 3 Strip @10 Tablet
  • Farmasi: Novell Pharmaceutical Lab

Merk dagang yang beredar di Indonesia:
Mirzap.

Kegunaan

Mirtazapine digunakan sebagai terapi pengobatan depresi mayor.

Dosis & Cara Penggunaan

Mirtazapine merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Mirtazapine juga harus dikonsultasikan dengan dokter dan apoteker terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.

  • Dosis awal: diberikan dosis 15 mg perhari, dosis dapat ditingkatkan sesuai dengan kondisi pasien, pergantian dosis berjarak 1-2 minggu.
  • Dosis efektif biasanya 15-45 mg perhari diberikan sebagai dosis tunggal biasanya sesaat sebelum tidur atau dalam 2 dosis terbagi.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 15-30 ° C. Lindungi dari cahaya dan kelembaban.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Mirtazapine yang mungkin terjadi adalah:

  • Meningkatkan nafus makan dan berat badan
  • Ketenangan
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Meningkatkan kadar enzim hati
  • Hipotensi
  • Terbentuk ruam pada kulit
  • Mimpi buruk
  • Agitasi (kegelisahan berlebih)

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Mirtazapine pada pasien dengan kondisi:

  • Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Mirtazapine.
  • Anak usia dibawah 18 tahun.

Interaksi Obat

  • Berpotensi sedasi (memberikan efek tenang) dengan alkohol atau benzodiazepin.
  • Meningkatan kadar plasma dengan obat penghambat enzim CYP3A4 (penghambat protease HIV, obat anti jamur golongan azole seperti ketokonazol erythromycin, nefazodone).
  • Mengurangi kadar plasma dengan carbamazepine dan obat induksi enzim CYP3A4.
  • Meningkatkan bioavabilitas dengan simetidine.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Mirtazapine ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis

  • Pemberian Mirtazapine yang melebihi dosis yang dianjurkan akan menimbulkan gejala, seperti mengantuk, gangguan daya ingat, detak jantung cepat.
  • Manajemen terapi: Pastikan jalan napas, oksigenasi, dan ventilasi yang memadai. Pantau fungsi jantung. Tindakan suportif dan simtomatik umum juga dianjurkan. Jangan memaksakan emesis. Bilas lambung dapat digunakan jika dilakukan segera setelah terjadi overdosis, atau pada pasien bergejala. Berikan arang aktif. Penanganan pasien overdosis harus dibantu oleh tenaga medis profesional.