Obat Diabetes

Metphar XR

Klikdokter, 12 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Metphar XR di gunakan untuk meningkatkan sensitivitas insulin, mengobati diabetes melitus tipe 2.

Pengertian

Metphar adalah obat anti diabetes berbentuk tablet lepas lambat yang di produksi oleh Novell Pharmaceutical Lab. Obat ini mengandung Metformin HCl yang di indikasikan untuk terapi pengobatan diabetes melitus. Metformin merupakan agen anti hiperglikemik biguanid yang meningkatkan toleransi glukosa dengan menurunkan glukosa plasma basal dan postprandial. Mengurangi produksi glukosa hati dengan menghambat glukoneogenesis dan glikogenolisis, menunda penyerapan glukosa usus, dan meningkatkan sensitivitas insulin dengan meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan glukosa perifer.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Agen Antidiabetik
  • Kandungan: Metformin HCl 500 mg; Metformin HCl 750 mg
  • Bentuk: Tablet Lepas Lambat
  • Satuan Penjualan: Strip.
  • Kemasan: 1 Strip @10 Tablet Lepas Lambat
  • Farmasi: Novell Pharmaceutical Lab
  • Harga Metphar XR 500 mg: Rp. 12.000 - Rp. 28.000/ Strip
  • Harga Metphar XR 750 mg: Rp. 20.000 - Rp. 40.000/ Strip

Kegunaan

Metphar XR di gunakan untuk meningkatkan sensitivitas insulin, mengobati diabetes melitus tipe 2.

Dosis & Cara Penggunaan

Metphar XR merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.

  • Dosis awal: 500 mg setiap hari, di minum bersamaan saat makan malam, dosis di tingkatkan dengan peningkatan 500 mg hingga Maksimal 2.000 mg setiap hari sesuai dengan respons.
  • Pencegahan: Dosis awal: 500 mg setiap hari, di minum bersamaan saat makan malam, secara bertahap tingkatkan dosis setelah pemberian selama 10-15 hari, tergantung respon. Maksimal: 2.000 mg setiap hari, di minum saat makan malam.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 30 derajat Celcius, serta terhindar dari panas dan kelembaban.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Metphar XR yang mungkin terjadi adalah:

  • Kekurangan vitamin B12
  • Jantung berdebar
  • Mual, muntah
  • Diare
  • Sakit perut, perut kembung, mulas
  • Pencernaan yang terganggu
  • Sembelit
  • Gejala seperti flu, badan lemas, gangguan rasa, sakit kepala, mengantuk

Overdosis

  • Gejala: Hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal), asidosis laktat yang bermanifestasi sebagai dispnea asidosis (sesak napas), nyeri perut, kram otot, hipotermia diikuti koma.
  • Penatalaksanaan: Lakukan hemodialisis untuk menghilangkan laktat dan metformin dalam darah. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • Penderita asidosis metabolik akut atau kronis dengan atau tanpa koma
  • Kondisi akut yang dapat mengubah fungsi ginjal (misalnya dehidrasi, infeksi parah, syok)
  • Hipoksia akut atau kronis yang menyebabkan penyakit (misalnya gagal jantung atau gagal napas, infark miokard baru-baru ini, syok)
  • Keracunan alkohol akut atau alkoholisme
  • Gangguan ginjal berat

Interaksi Obat

  1. Meningkatkan risiko hipoglikemia jika diberikan bersamaan dengan insulin dan insulin secretagogues (misalnya: Sulfonylurea).
  2. Meningkatkan risiko asidosis laktat jika diberikan bersamaan dengan inhibitor karbonat anhidrase (misalnya: Acetazolamide, dichlorphenamide), obat anti inflamasi non steroid, dan agen antihipertensi (misalnya: ACE inhibitor).
  3. MeningkatKan konsentrasi plasma dan pengurangan clearance jika diberikan bersamaan dengan inhibitor OCT2 (misalnya: Simetidin, dolutegravir, ranolazine, trimethoprim, vandetanib, isavuconazole).
  4. Berpotensi Fatal: Nefropati yang diinduksi kontras dan meningkatkan risiko asidosis laktat jika diberikan bersamaan dengan agen kontras beryodium.

Kategori Kehamilan 
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Metphar XR ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).