Obat Gangguan Darah

Methylergometrine

Klikdokter, 24 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Methylergometrine digunakan untuk mencegah dan mengobati perdarahan yang terjadi pada postpartum dan postabortal.

Pengertian

Methylergometrine adalah obat generik yang digunakan untuk mencegah dan mengobati perdarahan yang terjadi pada postpartum (masa sesudah persalinan) dan postabortal (sesudah keguguran). Methylergometrine bekerja dengan cara menstimulasi otot polos rahim dan vaskular agar dapat berkontraksi, sehingga perdarahan dapat berkurang. Methylergometrine tersedia dalam bentuk sediaan cairan injeksi dan tablet.

Keterangan

  1. Methylergometrine Tablet
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Obat-obatan yang Beraksi di Rahim
    • Kandungan: Methylergometrine 0.125 mg
    • Bentuk: Tablet
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 tablet
    • Farmasi: Kimia Farma; Lucas Djaja.
  2. Methylergometrine Injeksi
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Obat-obatan yang Beraksi di Rahim
    • Kandungan: Methylergometrine 0.2 mg/mL
    • Bentuk: Cairan Injeksi
    • Satuan Penjualan: Ampul
    • Kemasan: Ampul @ 1 ml
    • Farmasi: Etercon Pharma; Ethica; Ferron Par Pharmaceuticals.

Merk dagang yang beredar di Indonesia:
Bledstop, Glomethyl, Mergotrin, Methergin, Metherinal, Metvell, Myomergin, Pospargin, Utergin, Viatrin.

Kegunaan

Methylergometrine digunakan untuk mencegah dan mengobati perdarahan yang terjadi pada postpartum dan postabortal.

Dosis & Cara Penggunaan

Methylergometrine termasuk dalam golongan obat keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan anjuran dokter dan dilakukan oleh tenaga medis profesional.

  • Intramuskular/ Di suntikkan ke otot
    Pengobatan dan mencegah perdarahan postpartum dan postabortal
    Dewasa: diberikan dosis 200 mcg. Dapat diulang setiap 2-4 jam. Maksimal: 5 dosis.
  • Intravena/ Di suntikkan melalui pembuluh darah
    Pengobatan dan mencegah perdarahan postpartum dan postabortal
    Dewasa: Sebagai tindakan darurat: diberikan dosis 200 mcg dengan injeksi lambat selama setidaknya 1 menit, dapat diulang setiap 2-4 jam, hingga maksimal 5 dosis.
  • Methylergometrine Tablet
    Mencegah perdarahan postpartum
    Dewasa: diberikan dosis 200 mcg, diminum 3-4 kali sehari di masa nifas selama 2-7 hari.

Cara Penyimpanan:

  • Injeksi Intramuskuler: Simpan di lemari pendingin pada suhu antara 2-8°C. Lindungi dari cahaya.
  • Injeksi Intravena: Simpan di lemari pendingin pada suhu antara 2-8°C. Lindungi dari cahaya.
  • Tablet: Simpan pada suhu di bawah 25°C.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi adalah:

  • Sakit kepala, pusing
  • Tinitus (telinga berbunyi denging)
  • Mual, muntah
  • Diare
  • Hipertensi
  • Nyeri dada sementara
  • Jantung berdebar
  • Reaksi alergi.

Kontraindikasi:

  • Hipertensi, pasien eklampsia atau sebelumnya hipertensi, penyakit jantung, pintasan venoatrial, stenosis katup mitral, penyakit pembuluh darah obliteratif.
  • Jangan gunakan dalam kasus aborsi spontan terancam.
  • Kehamilan.

Interaksi obat:
Kemungkinan peningkatan kadar serum dan risiko efek vasokonstriksi parah dengan inhibitor CYP3A4 yang poten (misalnya eritromisin, troleandomycin, klaritromisin, ritonavir, indinavir, nelfinavir, delavirdine, ketoconazole, itraconazole, vorikonazole, saos, takazole fluoxetine, fluvoxamine, zileuton, clotrimazole).

Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Methylergometrine ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis:

  • Pemberian Methylergometrine yang melebihi dosis yang dianjurkan akan menimbulkan gejala, seperti Gangren yang berkepanjangan, mati rasa di ekstremitas, mual akut, muntah, sakit perut, depresi pernapasan, perubahan tekanan darah, kejang.
  • Jika terjadi overdosis, segera lakukan terapi yang bersifat simtomatik dan suportif (dibantu oleh tenaga medis profesional).