Obat Gangguan Pencernaan

Mefamesis

Klikdokter, 24 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Mefamesis digunakan untuk mengatasi mual dan muntah pada penderita gangguan saluran cerna dan pada pasien yang menjalani kemoterapi.

Pengertian

Mefamesis adalah produk obat dengan bentuk sediaan sirup yang diproduksi oleh Intijaya Meta Ratna Farma. Mefamesis memiliki kandungan zat aktif Metoclopramide HCl, obat ini termasuk golongan obat antiemetik yaitu obat yang dapat menekan mual dan muntah. Mefamesis bekerja dengan cara memblokir reseptor dopamin dan reseptor serotonin dalam dosis yang lebih tinggi, hal ini memicu kemoreseptor pada sistem saraf pusat. Mefamesis memberikan respons terhadap asetilkolin jaringan pada saluran gastrointesntinal (saluran cerna tepat pada bagian lambung dan usus) yang menyebabkan peningkatan motilitas dan mempercepat pengosongan lambung tanpa merangsang sekresi lambung, bilier, atau pankreas.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Antiemetik / Regulator GIT, Antiflatulen dan Antiinflamasi.
  • Kandungan: Metoclopramide 5 mg/ 5 ml
  • Bentuk: Sirup
  • Satuan Penjualan: Botol
  • Kemasan: Box, 1 Botol @ 60 mL
  • Farmasi: Intijaya Meta Ratna Farma

Kegunaan

Mefamesis digunakan untuk mengatasi mual dan muntah pada penderita gangguan saluran cerna dan pada pasien yang menjalani kemoterapi atau radioterapi, untuk kontrol muntah karena operasi abdominal dan prosedur diagnostik.

Dosis & Cara Penggunaan

Mefamesis termasuk dalam golongan Obat Keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan anjuran resep dokter:

Dewasa: 2 sendok takar (10 ml) diminum 3 kali sehari. Diminum pada saat perut kosong (1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan).

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25°C, lindungi dari cahaya.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Mefamesis, antara lain:

  • Gelisah.
  • Depresi.
  • Ruam kulit.
  • Sindrom neuroleptik malignan.
  • Mengantuk.
  • Diare.
  • Pruritus (gatal).
  • Udem.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Mefamesis pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Pheochromocytoma (Tumor langka yang terjadi pada kelenjar Adrenalin).
  • Epilepsi dan pasien dengan obat yang menyebabkan reaksi ekstrapiramidal.
  • Perdarahan, obstruksi (Penyumbatan Usus), atau perforasi GI (Usus pecah).

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Mefamesis:
Damaben berinteraksi dengan obat-obat seperti penghambat MAO, analgesik narkotik dan antikolinergik, alkohol, sedatif, hipnotik, narkotik/trankuilizer, parasetamol, tetrasiklin, levodopa, etanol, siklosporin, dan digoksin.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Mefamesis ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

Overdosis

  • Gejala overdosis Mefamesis antara lain gangguan ekstrapiramidal, mengantuk, sakit kepala, vertigo, gelisah, tingkat kelemahan penurunan kesadaran, kecemasan, kebingungan, halusinasi, mual, muntah, xerostomia, konstipasi, hipotensi, dan henti jantung pernapasan. Jarang terjadi: blok AV. Methaemoglobinaemia dan kejang umum juga dapat terjadi pada bayi prematur.
  • Jika terjadi overdosis, berikan pengobatan simtomatik dan suportif (oleh tenaga medis). Reaksi ekstrapiramidal dapat dikontrol dengan pemberian agen antikolinergik (misalnya Diphenhydramine, benztropine). Berikan metilen biru secara intravena dalam kasus methaemoglobinaemia, namun, penggunaan metilen biru pada pasien dengan defisiensi G6PD tidak dianjurkan karena peningkatan risiko anemia hemolitik yang mungkin berakibat fatal. Pantau kardiovaskuler dan fungsi pernapasan.