Obat Antibiotik

Maxiflon

Klikdokter, 24 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Maxiflon digunakan untuk infeksi pneumonia, sinusitis akut, bronkitis kronis, infeksi kulit, radang pinggul.

Pengertian

Maxiflon adalah obat yang mengandung moxifloxacin HCl sebagai zat aktifnya. Moxifloxacin HCl merupakan antibiotik golongan quinolon dapat digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi pneumonia, sinusitis akut, bronkitis kronis, infeksi kulit, radang pinggul. Moxifloxacin bekerja dengan cara menghambat dua tipe enzim topoisomerase II yaitu DNA Gyrase dan topoisomerase IV sehingga menghambat perkembangan bakteri.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antibiotik Kuinolon
  • Kandungan: Moxifloxacin HCl 400 mg
  • Bentuk: Kaplet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Box, 2 Strip @ 3 Kaplet
  • Farmasi: Guardian Pharmatama/Nulab.

Kegunaan

Maxiflon digunakan untuk infeksi pneumonia, sinusitis akut, bronkitis kronis, infeksi kulit, radang pinggul.

Dosis & Cara Penggunaan

Maxiflon merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Maxiflon juga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu.

  • Infeksi pneumonia
    Dewasa : 400 mg sekali sehari selama 10 hari.
  • Sinusitis akut
    Dewasa 400 mg sekali sehari selama 7 hari.
  • Bronkitis kronis
    Dewasa 400 mg sekali sehari selama 5-10 hari.
  • Infeksi kulit
    Dewasa 400 mg sekali sehari selama 7-21 hari
  • Radang pinggul
    Di kombinasi dengan antibakteri lain 400 mg selama 14 hari.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu di bawah 25°C, lindungi dari kelembapan.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin ditimbulkan akibat penggunaan Maxiflon adalah sebagai berikut:
1. Mual atau muntah
2. Sakit Perut
3. Diare
4. Penglihatan kabur

Kontraindikasi:
Pasien dengan hipersensitif terhadap moxifloxacin atau golongan quinolon, riwayat gangguan tendon, miastenia gravis, aritmia ventrikel, bradikardia, neuropati perifer,dan gangguan elektrolit.

Interaksi obat: 
Interaksi obat terjadi saat menggunakan Maxiflon dengan obat lain:

  • Peningkatan risiko bradikardia dengan agen pereduksi kalium (misalnya Loop diuretik).
  • Peningkatan risiko gangguan tendon dengan kortikosteroid.
  • Mengurangi penyerapan dengan membentuk chelate dengan antasida yang mengandung Al, Mg, Fe, sucralfate dan multivalent kation.
  • Dapat meningkatkan efek antikoagulan warfarin.

Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Maxiflon ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis:

  • Gejala overdosis Maxiflon adalah terjadi perpanjangan QT.
  • Jika terjadi overdosis, berikan arang aktif segera setelah penyerapan (oleh tenaga medis). Lakukan pemantauan EKG.