Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
Obat Antinyeri

Matolac

Klikdokter, 24 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Matolac digunakan untuk mengobati nyeri akut sedang sampai berat setelah prosedur bedah.

Pengertian

Matolac adalah obat yang mengandung Ketorolac sebagai zat aktifnya dalam bentuk sediaan injeksi. Ketorolac adalah kelompok terapi obat anti-inflamasi non-steroid (AINS) yang digunakan untuk mengobati peradangan (inflamasi) dan nyeri. Ketorolac lebih efektif dalam mengatasi nyeri akibat peradangan dan non-peradangan dibandingkan obat lain dalam kelompok AINS, seperti ibuprofen, asam mefenamat, paracetamol, dan lain-lain. Ketorolac bekerja dengan cara menghabat produksi prostaglandin dengan menghambat enzim cyclooxygenase, apabila produksi prostaglandin dihambat maka dapat mengurangi rasa nyeri dan mengurangi pembengkakan.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
  • Kandungan: Ketorolac 30 mg/mL
  • Bentuk: Ampul
  • Satuan Penjualan: Ampul
  • Kemasan: Box, 5 Ampul @ 1 mL
  • Farmasi: Mahakam Beta Farma.

Kegunaan

Matolac digunakan untuk mengobati nyeri akut sedang sampai berat setelah prosedur bedah.

Dosis & Cara Penggunaan

Matolac merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Matolac juga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum digunakan karena dosis penggunaannya berbeda setiap individu.

Nyeri pasca operasi (Injeksi)

  • Dewasa: Sedang sampai parah: Awalnya, 10 mg, dilanjutkan dengan dosis 10-30 mg 4-6 jam sesuai kebutuhan (hingga 2 jam selama periode pasca operasi awal) melalui Intramuskular (melalui otot) atau Intravena bolus (infus) selama ≥15 detik. Maksimal: 90 mg setiap hari. Durasi maksimum: 2 hari.
  • Lansia: Maksimal: 60 mg setiap hari.

Cara Penyimpanan:
Injeksi: simpan pada suhu 15-30°C.

Efek Samping

Efek Samping yang mungkin terjadi adalah:
1. Mengantuk
2. Pusing
3. Sakit kepala
4. Perubahan mental dan sensorik
5. Berkeringat
6. Mulut kering
7. Haus
8. Demam
9. Kejang
10. Nyeri dada.

Kontraindikasi:
Hindari pemberian kepada pasien dengan kondisi, seperti infeksi mata, rheumatoid arthritis, asma atau gangguan pernapasan lainnya, penyakit jantung, hipertensi, gangguan ginjal, stroke, pembengkakan pada kaki atau tangan, dan diabetes.

Interaksi obat:

  • Berpotensi meningkatkan risiko fatal, seperti perdarahan, jika digunakan bersama dengan obat antikoagulan, aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid dan pentoxifylline lainnya. Selain itu, obat seperti probenecid juga dapat meningkatkan kadar ketorolac dalam darah.
  • Sebaliknya, ketorolac dapat meningkatkan kadar zat litium.
  • Ketorolac yang digunakan bersama dengan diuretik, ciclosporin, tacrolimus, penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors), atau obat angiotensin II receptor antagonists (ARBs) dapat meningkatkan risiko kerusakan pada ginjal (nefrotoksisitas).
  • Obat-obatan golongan kortikosteroid, selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs), dan anti platelet berpotensi meningkatkan risiko tukak lambung atau perdarahan jika digunakan bersama dengan ketorolac.
  • Obat-obatan psikoaktif, seperti flouxetine, thiothixene dan alprazolam, dapat memicu halusinasi jika digunakan bersama dengan ketorolac. Dalam kasus yang langka, kejang-kejang dapat terjadi jika ketorolac digunakan bersama dengan obat antikejang, seperti phenytoin dan carbamazepine.
    Dapat meningkatkan kadar toksisitas obat methotrexate.

Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Matolac ke dalam Kategori D:
Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius di mana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

Overdosis:

  • Gejala overdosis Ketorolac antara lain mual, muntah, sakit kepala, nyeri epigastrium, perdarahan gastrointestinal, lesu, kantuk, reaksi anafilaktoid. Jarang terjadi: hipertensi, gagal ginjal akut, depresi pernapasan, dan koma.
  • Jika terjadi overdosis, berikan pengobatan simtomatik dan suportif (oleh tenaga medis). Pertimbangkan induksi emesis (muntah) atau pemberian arang aktif dan / atau katartik osmotik dalam waktu 4 jam konsumsi.