Obat Antiinflamasi

Loksin

Klikdokter, 23 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Loksin digunakan untuk menghilangkan peradangan dan gatal pada kulit yang responsif terhadap kortikosteroid.

Pengertian

Loksin adalah obat yang diproduksi oleh Solas Langgeng Sejahtera. Loksin mengandung zat aktif Mometasone furoate yang digunakan untuk menghilangkan peradangan dan gatal pada kulit yang responsif terhadap kortikosteroid. Loksin bekerja dengan cara meredakan proses peradangan pada bagian tubuh.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Kortikosteroid Topikal
  • Kandungan: Mometasone furoate 1 mg/ gram
  • Bentuk: Krim
  • Satuan Penjualan: Tube
  • Kemasan: Box, 1 Tube @ 10 G
  • Farmasi: Solas Langgeng Sejahtera

Kegunaan

Loksin digunakan untuk menghilangkan peradangan dan gatal pada kulit yang responsif terhadap kortikosteroid.

Dosis & Cara Penggunaan

Loksin merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Loksin juga harus dikonsultasikan dengan dokter dan apoteker terlebih dahulu sebelum digunakan.

Oleskan Loksin krim tipis-tipis pada daerah kulit yang mengalami peradangan sekali sehari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 2-30 ° C.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Loksin yang mungkin terjadi adalah:

  • Sensasi kulit seperti terbakar
  • Gatal dan iritasi
  • Kulit kering

Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan pada pasien dengan kondisi:
TB, herpes simpleks, varisela.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Loksin ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis

  • Pemberian Loksin yang melebihi dosis yang dianjurkan akan menimbulkan gejala, seperti penekanan fungsi hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) mengakibatkan insufisiensi adrenal sekunder.
  • Manajemen terapi: Kurangi dosis secara bertahap. Penanganan pasien overdosis hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis profesional.