Obat Antivirus

Licovir

Klikdokter, 01 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Licovir digunakan untuk mengobati infeksi virus herpes simpleks pada selaput lendir dan kulit; bulu kemaluan; herpes labial

Pengertian

Licovir adalah obat topikal berbentuk krim yang diproduksi oleh Berlico Mulia Farma. Obat ini mengandung Acyclovir yang diindikasikan untuk mengobati infeksi virus herpes simpleks pada kulit. Acyclovir bekerja dengan cara menghambat sintesis DNA sehingga mencegah replikasi (memperbanyak sel) virus.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Anti Virus Topikal
  • Kandungan: Acyclovir 50 mg/gram
  • Bentuk: Krim
  • Satuan penjualan: Tube
  • Kemasan: Tube @ 5 gram
  • Farmasi: Berlico Mulia Farma.
  • Harga: Rp. 11.000 - Rp. 20.000/ Tube

Kegunaan

Licovir digunakan untuk mengobati infeksi virus herpes simpleks pada selaput lendir dan kulit; bulu kemaluan; herpes labial (herpes di bibir dan mulut) awal dan berulang.

Dosis & Cara Penggunaan

Licovir merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.

Oleskan tipis-tipis Licovir krim sebanyak 5 x sehari pada bagian yang terinfeksi selama 5-10 hari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi adalah:

  • Sensasi terbakar pada lesi genital
  • Kemerahan
  • Eksfoliasi (pengikisan kulit) ringan

Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif terhadap asiklovir atau propilen glikol.

Interaksi Obat

  • Meningkatkan t½ licovir jika diberikan bersamaan dengan probenesid.
  • Obat-obatan yang memengaruhi fisiologi ginjal dapat mengganggu farmakokinetik tanpa acyclovir.

Kategori Kehamilan
Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil. Atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) namun tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).