Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
Obat Antiinflamasi

Lazafin

Klikdokter, 24 Feb 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Lazafin digunakan untuk mengobati peradangan pada saluran pencernaan seperti peradangan pada usus.

Pengertian

Lazafin adalah sediaan obat yang memiliki komposisi Sulfasalazine dan termasuk dalam golongan obat anti inflamasi (peradangan). Lazafin biasanya digunakan untuk mengobati peradangan pada saluran pencernaan, seperti peradangan pada usus yang menyebabkan terjadinya perdarahan pada saat BAB, nyeri perut, demam dan diare. Lazafin juga dapat digunakan untuk mengobati peradangan kronis pada sendi yang menyebabakan rasa nyeri, bengkak dan kaku pada bagian persendian.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi (peradangan)
  • Kandungan: Sulfasalazine 500 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Strip @ 10 Tablet
  • Farmasi: Novell Pharmamaceutical Lab
  • Harga: Rp. 50.000 - Rp. 110.000/ Strip

Kegunaan

Lazafin digunakan untuk mengobati peradangan pada saluran pencernaan, seperti peradangan pada usus yang menyebabkan terjadinya perdarahan pada saat BAB, nyeri perut, demam dan diare serta dapat digunakan untuk mengobati peradangan kronis pada sendi yang menyebabakan rasa nyeri, bengkak dan kaku pada bagian persendian.

Dosis & Cara Penggunaan

Lazafin merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembelian nya harus menggunakan resep dokter.

Dosis awal pemakaian: 1 tablet, diminum 3 kali sehari.
Penggunaan obat ini sebaiknya dikonsumsi sesudah makan.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang biasa terjadi selama penggunaan obat ini, seperti:

  • Mual dan muntah
  • Nyeri pada kepala
  • Gangguan tidur malam
  • Batuk
  • Diare
  • Dapat terjadi ruam pada kulit
  • Menimbulkan rasa sakit pada mulut
  • Gangguan pada indra perasa

Overdosis

  • Gejala: Mual, muntah, gangguan lambung, sakit perut, mengantuk, kejang.
  • Penatalaksanaan terapi: dapat dilakukan tindakan bilas lambung atau emesis plus katarsis sesuai kebutuhan. Alkalinisasi urin. Jika fungsi ginjal normal, tingkatkan cairan. Jika anuria muncul, batasi cairan dan garam, dan obati sesuai kebutuhan. Kateterisasi ureter mungkin diperlukan untuk penyumbatan ginjal total oleh kristal. Hemodialisis (cuci darah) dapat dilakukan untuk mengeluarkan sulfasalazine dan metabolitnya dari sirkulasi darah. Konsentrasi serum sulfapyridine dapat digunakan untuk memantau kemajuan pemulihan. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.


Kotraindikasi

  • Sebaiknya tidak digunakan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif/ alergi pada obat dengan golongan Sulfonamida
  • Pasien yang memiliki riwayat penyakit pada saluran kemih
  • Pasien yang memiliki riwayat penyakit pada gangguan saluran cerna.

Interaksi Obat

  • Sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan obat yang mengandung asam folat.
  • Dapat mengurangi efektivitas obat jika dikonsumsi bersmaan dengan golongan Antibiotik Rifampicin dan Ethambutol
  • Dapat mengurangi kadar digoksin jika digunakan bersamaan dengan obat tersebut.

Kategori kehamilan
Menurut FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan Lazafin ke dalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut:

Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil. Atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) namun tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

Perhatian Menyusui
Lazafin terserap ke dalam ASI. Beberapa kasus melaporkan efek tinja berdarah atau diare pada bayi yang diberi ASI dari ibu yang mengonsumsi sulfasalazine. Konsultasikan pada dokter sebelum mengkonsumsi obat ini.