Obat Gangguan Saraf Pusat

Kutoin

Klikdokter, 22 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Kutoin digunakan untuk terapi pengobatan epilepsi grand mal (kejang yang di sertai dengan mulut berbusa) dan psikomotorik.

Pengertian

Kutoin adalah obat dengan kandungan zat aktif Phenytoin Na yang digunakan untuk mengatasi kejang terutama akibat epilepsi. Kutoin bekerja dengan cara menyeimbangkan aliran listrik di otak, sehingga terjadi pengurangan gejala kejang. Kutoin merupakan produk obat dengan bentuk sediaan kapsul dan injeksi yang diproduksi oleh Mersifarma Tirmaku Mercusana. Perbedaan sediaan diformulasikan untuk memudahkan pasien yang sulit menelan.

Keterangan

  1. Kutoin Kapsul
    • Golongan: Obat Keras.
    • Kelas Terapi: Anti Kejang.
    • Kandungan: Phenytoin Na 100 mg.
    • Bentuk: Kapsul.
    • Satuan Penjualan: Strip.
    • Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Kapsul.
    • Farmasi: Mersifarma Tirmaku Mercusana.
  2. Kutoin Injeksi
    • Golongan: Obat Keras.
    • Kelas Terapi: Anti Kejang.
    • Kandungan: Phenytoin Na 100 mg.
    • Bentuk: Injeksi.
    • Satuan Penjualan: Ampul.
    • Kemasan: Box, 10 Ampul @ 2 mL.
    • Farmasi: Mersifarma Tirmaku Mercusana.

Kegunaan

Kutoin digunakan untuk terapi pengobatan epilepsi grand mal (kejang yang di sertai dengan mulut berbusa) dan psikomotorik.

Dosis & Cara Penggunaan

Kutoin merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Kutoin juga harus dikonsultasikan dengan dokter dan apoteker terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita. Penggunaan Kutoin injeksi harus dilakukan oleh tenaga medis

  1. Kutoin Kapsul
    • Dewasa: Dosis awal: 1 kapsul, diminum 3 kali sehari.
    • Anak: Dosis awal: diberikan dosis 2-8 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 dosis terbagi.
  2. Kutoin Injeksi Intramuskular
    • Epilepsi berhubungan dengan bedah saraf
      Dewasa: diberikan 100-200 mg, dengan jarak pemberian 4 jam selama operasi dan dilanjutkan pasca operasi selama 48-72 jam.
  3. Kutoin Injeksi Intravena
    • Status epikeptikus tonik-klonik
      Dewasa: Sebagai fenitoin Na: Sebagai terapi tambahan dengan benzodiazepin (misalnya Diazepam): 10-15 mg / kg berat badan dengan injeksi lambat atau infus intermiten dengan laju seragam tidak lebih dari 50 mg / menit.
      Anak: 15-20 mg / kg berat badan, dengan kecepatan tidak melebihi 1-3 mg / kg berat badan / menit.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di antara 20- 25°C.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Kutoin, antara lain:

  • Sembelit
  • Mengantuk
  • Nistagmus (pergerakan mata yang tidak terkendali)
  • Ataksia (gangguan gerakan tubuh yang disebabkan masalah pada otak)
  • Gangguan berbicara
  • Anemia megaloblastik.
  • Mual, muntah
  • Gangguan mental
  • Ruam morbiliform
  • Gugup
  • Gemetar

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Kutoin pada pasien yang memiliki indikasi hipersensitif.

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Kutoin:
Tidak boleh diberikan bersamaan dengan alkohol, amiodaron, kloramfenikol, klordiazepoksid, diazepam, dikumarol, disulfiram, estrogen, antagonis H2, halotan, isoniazid, metilfenidat, fenotiazin, fenilbutazon, salisilat, suksinimid, sulfonamid, tolbutamid, tradozan, antidepresan trisiklik, kortikosteroid, kumarin, digitoksin, doksisiklin, furosemid, kuinidin, rifampisin, teofilin, estrogen, kontrasepsi oral, vit D.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Kutoin ke dalam Kategori D:
Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius di mana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

Overdosis

  • Gejala overdosis antara Kutoin lain nystagmus (pergerakan mata tak terkendali), ataksia serebelum dan disartria, tremor, hiperrefleksia, mengantuk, kelelahan, lesu, bicara cadel, diplopia, pusing, mual, muntah; Dapat terjadi koma dan hipotensi, refleks pupil dapat menghilang.
  • Jika terjadi overdosis, lakukan bilas lambung, berikan arang aktif, dan pantau perawatan intensif (oleh tenaga medis). Periksa kadar plasma fenitoin sebelum melakukan perawatan internal intensif tanpa prosedur detoksifikasi khusus.