Obat Antinyeri

Klotaren

Klikdokter, 23 Jan 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Klotaren digunakan untuk membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan (inflamasi).

Pengertian

Klotaren merupakan obat yang mengandung Natrium Diklofenak sebagai zat aktifnya. Klotaren digunakan untuk meredakan rasa sakit tingkat ringan hingga menengah dan mengurangi inflamasi (peradangan), seperti: rheumatoid arthritis (peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kaku pada persendian contohnya di kaki dan tangan), osteoartritis (kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi), penyakit asam urat, nyeri punggung, terkilir, serta sakit gigi. Diklofenak berkerja dengan menghambat produksi dari prostaglandin yang menyebabkan reaksi peradangan didalam tubuh. Apabila produksi prostaglandin dihambat maka dapat mengurangi rasa nyeri dan inflamasi.

Keterangan

  1. Klotaren Tablet Salut Selaput
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: AINS (Anti Inflamasi Non Steroid)
    • Kandungan: Natrium diklofenak 25 mg
    • Bentuk: Tablet Salut Selaput
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Box, 5 Strip @ 10 Tablet
    • Farmasi: Kimia Farma
  2. Klotaren Tablet Salut Enterik
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: AINS (Anti Inflamasi Non Steroid)
    • Kandungan: Natrium Diklofenak 50 mg
    • Bentuk: Tablet Salut Enterik
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Box, 5 Strip @ 10 Tablet
    • Farmasi: Kimia Farma.

Kegunaan

Klotaren digunakan untuk membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan (inflamasi).

Dosis & Cara Penggunaan

Klotaren merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Klotaren juga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu.

Dosis lazim: 150 mg pada hari pertama, kemudian dosis harian 100 mg maksimal dalam 2-3 dosis terbagi. Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan, lebih baik dikonsumsi sebelum makan.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi adalah rasa nyeri perut bagian atas, nafsu makan hilang, vertigo, muntah, mual, diare, kram perut, dispepsia dan kembung, mengantuk, sakit kepala, tuli, pusing, mati rasa, ruam kulit dan kemerahan, pandangan kabur, gangguan pengecapan, epistaksis, asma dan edema laring.

Overdosis
Gejala overdosis Diclofenac antara lain lesu, tinitus, sakit kepala, mengantuk, mual, muntah, diare, pusing, nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, kejang-kejang; jarang terjadi: reaksi anafilaktoid, hipertensi, depresi pernapasan, gagal ginjal akut, koma.

Kontraindikasi

  • Sebaiknya tidak diberikan kepada pasien yang mengalami asma, urtikaria atau reaksi alergi setelah terapi aspirin atau NSAID.
  • Gagal ginjal dan hati.
  • Hipersensitif.
  • Penyakit jantung iskemik.
  • Kehamilan dan menyusui.

Interaksi Obat
Tidak boleh di berikan bersamaan dengan lithium, antiplatelet, diuretik dan antihipertensi lainnya, kortikosteroid, antibakteri kuinolon, antidiabetik, inhibitor CYP2C9, digoxin, antikoagulan, metotreksat, warfarin, siklosporin, fenitoin.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Klotaren ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.