Nutrisi Parenteral

Human Albumin

Klikdokter, 19 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Human Albumin digunakan untuk pengobatan hipoproteinemia (kadar protein dalam darah di bawah kisaran normal), hipoalbuminemia.

Pengertian

Human Albumin adalah serum parenteral yang digunakan untuk menjaga keseimbangan elektrolit, hipoproteinemia (kadar protein dalam darah di bawah kisaran normal) pada pasien yang sakit akut, shock hipovolemia (kondisi penurunan volume darah akibat kehilangan darah maupun cairan tubuh), hipoalbuminemia (kondisi ketika kadar albumin dalam darah di bawah normal), atau pada pasien luka bakar yang parah.

Keterangan

  • Golongan: Keras.
  • Kelas Terapi: Obat Jantung dan Pembuluh Darah.
  • Kandungan: Human Albumin 20%.
  • Bentuk: Infus
  • Satuan Penjualan: Botol.
  • Kemasan: Botol @ 100 mL; Botol @ 50 mL

Merk dagang yang beredar di Indonesia:
Octalbin, Human Albumin 20% Biotest, Human Albumin Grifols 20%, Human Albumin Behring 20%, Plasbumin, Albuminar, Alburaas, Fimalbumin.

Kegunaan

Human Albumin digunakan untuk pengobatan hipoproteinemia (kadar protein dalam darah di bawah kisaran normal), hipoalbuminemia (kondisi ketika kadar albumin dalam darah di bawah normal), pada pasien yang sakit akut, syok, dan luka bakar berat.

Dosis & Cara Penggunaan

Human Albumin merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Human Albumin juga harus dikonsultasikan dengan dokter dan apoteker terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.

  1. Hipoproteinemia pada pasien sakit akut
    Dewasa: diberikan dosis 50-75 g dengan infusuion rate 2 mL / menit. Diberikan hanya secara intravena (melalui pembuluh darah).
  2. Shock
    Dosis awal: diberikan dosis 20 g dengan infusuion rate 2-4 mL / menit. Dosis total tidak boleh melebihi 2 g / kg berat badan jika tidak ada pendarahan aktif. Diberikan hanya secara intravena (melalui pembuluh darah).
  3. Luka bakar parah
    Dosis lazim: diberikan dosis 20-80 g/hari dengan infusuion rate 1 mL / menit. Diberikan hanya secara intravena (melalui pembuluh darah).

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 ° C. Jangan dibekukan.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Human Albumin yang mungkin terjadi adalah:

  • Efek samping kardiovaskular (Penyakit Jantung) yang kadang terjadi seperti hemodilusi (Pengeceran darah) dan edema paru (Pembengkakan paru), hipertensi (Darah tinggi), hipotensi (Darah rendah), takikardia (keadaan di mana detak jantung melebihi 100 kali per menit), dan bradikardia (kondisi individu yang memiliki denyut jantung yang lambat, biasanya di bawah 60 denyut per menit bagi orang dewasa).
  • Efek samping Albuman yang mungkin terjadi pada penggunaan serum ini adalah mual, muntah, peningkatan air liur, demam dan menggigil.

Kontraindkasi
Hindari penggunaan Human Albumin pada pasien dengan kondisi:

  • Hipersensitivitas (reaksi berlebihan, tidak diinginkan karena terlalu senisitifnya respon imun (merusak, menghasilkan ketidaknyamanan, dan terkadang berakibat fatal) yang dihasilkan oleh sistem imun)
  • Gagal jantung (kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan yang tepat)
  • Nutrisi parenteral (suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan)
  • Anemia berat (kekurangan darah)

Interakasi Obat
Berikut adalah Interaksi obat Human Albumin yang mungkin terjadi jika digunakan bersamaan dengan obat-obat lain :

  • Berinteraksi dengan FCGRT (protein yang dikodekan oleh gen FCGRT).
  • Risiko reaksi atipikal dengan inhibitor ACE pada pasien yang menjalani pertukaran plasma terapeutik dengan Albuman.
  • Larutan Human albumin tidak boleh dicampur dengan larutan hidrolisat protein atau alkohol.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Human Albumin ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.