Obat Anestesi

Fortanest

Klikdokter, 04 Jan 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Fortanest digunakan untuk premedikasi (pemberian obat sebelum induksi anesthesia (pembiusan)), obat anestesi (bius).

Pengertian

Fortanes adalah obat injeksi yang di produksi oleh Kalbe Farma. Obat ini mengandung Midazolam yang merupakan golongan obat benzodiazepine dan memiliki efek sedasi (menenangkan), anxiolysis (anti cemas). Fortanes di gunakan untuk pemberian obat sebelum induksi anesthesia (bius) sebelum tindakan operasi, di gunakan sebagai obat anti kejang, memberikan efek bius lokal untuk prosedur bedah gigi.

Keterangan

  1. Fortanest 1mg/ ml
    • Golongan: Obat Keras.
    • Kelas Terapi: Hiptonik dan Sedatif.
    • Kandungan: Midazolam 1 mg/ml.
    • Bentuk: Cairan Injeksi.
    • Satuan Penjualan: Ampul.
    • Kemasan: Box @ 5 ampul; Ampul @ 5 mL.
    • Farmasi: PT Kalbe Farma.
  2. Fortanest 5 mg/ ml
    • Golongan: Obat Keras.
    • Kelas Terapi: Hiptonik dan Sedatif.
    • Kandungan: Midazolam 1 mg/ml.
    • Bentuk: Cairan Injeksi.
    • Satuan Penjualan: Ampul.
    • Kemasan: Box @ 5 ampul; Ampul @ 3 mL.
    • Farmasi: PT Kalbe Farma.

Kegunaan

Fortanest di gunakan untuk premedikasi (pemberian obat sebelum induksi anesthesia (pembiusan)), obat anestesi (bius).

Dosis & Efek Samping

Fortanest termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

  1. Premedikasi Anestesi
    • Dewasa: dosis 70-100 mcg/kg berat badan diberikan melalui injeksi intramuskular (melalui otot). Dosis lazim: 5 mg.
    • Orang tua dan pasien lemah: dosis 25-50 mcg/kg berat badan diberikan melalui injeksi intramuskular (melalui otot).
    • Diberikan 30 menit sebelum operasi.
  2. Induksi Anestesi
    • Dosis: 200-300 mcg/kg berat badan diberikan melalui injeksi intravena (pembuluh darah) lambat.
    • Anak usia > 7 tahun: 150 mcg/kg berat badan diberikan melalui injeksi intravena (pembuluh darah) lambat.
  3. Sedasi
    • Dosis: 2 mg diberikan melalui injeksi intravena (pembuluh darah), dosis dapat ditingkatkan menjadi 0,5-1 mg. Dosis rata-rata: 2,5-7,5 mg.
  4. Sedasi di ICU
    • Dosis: 30-300 mcg/kg berat badan diberikan melalui infus intravena (pembuluh darah) selama 5 menit, kemudian 30-200 mcg/kg berat badan/jam.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 15-30 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Fortanest yang mungkin terjadi adalah:

  • Mual, muntah
  • Sakit kepala
  • Cegukan
  • Laringospasme (kejang pita suara)
  • Sesak napas
  • Halusinasi
  • Ataksia (gangguan koordinasi gerakan)
  • Ruam kulit
  • Reaksi paradoksikal (reaksi berlawanan)
  • Amnesia berlanjut.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Fortanest Injeksi pada pasien dengan indikasi:

  • Pasien yang memiliki hipersensitif terhadap benzodiazepine
  • Penderita glaukoma akut sudut sempit
  • Bayi prematur

Interaksi Obat

  • Meningkatkan konsentrasi plasma jika digunakan dengan penghambat CYP3A4 (klaritromisin).
  • Konsentrasi plasma berkurang jika digunakan bersama dengan penginduksi CYP3A4 (rifampisin).
  • Dapat mempotensiasi aksi depresan sistem saraf pusat lainnya termasuk agonis opiat atau analgesik lainnya, barbiturat atau obat penenang lainnya, anestesi.
  • Berpotensi Fatal: Konsentrasi plasma meningkat secara signifikan jika digunakan dengan inhibitor CYP3A4 yang poten (ketoconazole).

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Fortanest ke dalam Kategori D:
Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

Overdosis

  • Gejala: Sedasi (efek penenang), mengantuk, kebingungan, koordinasi terganggu, refleks berkurang, koma dan efek merusak pada tanda-tanda vital.
  • Penatalaksanaan: Pengobatan simtomatik dan suportif. Pantau pernapasan, denyut nadi, tekanan darah dan fungsi hati. Pertahankan jalan nafas yang adekuat dan dukung ventilasi, termasuk pemberian oksigen. Terapi cairan melalui injeksi intravena (pembuluh darah), reposisi, penggunaan vasopresor yang tepat secara bijaksana dapat dilakukan jika terjadi hipotensi. Dekontaminasi gastrointestinal (misalnya bilasan lambung dan pemberian arang aktif) dapat dipertimbangkan dalam 1-2 jam setelah overdosis atau setelah jalan napas pasien diamankan. Flumazenil dapat diberikan sebagai obat penawar. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.