Obat Antibiotik

Foricef

Klikdokter, 04 Jan 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Foricef digunakan untuk mengobati infeksi

Pengertian

Foricef adalah sediaan obat dalam bentuk serbuk injeksi dan masuk dalam kelas antibiotik golongan Sefalosforin. Foricef digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran kemih (ISK), infeksi tulang, infeksi kulit dan sendi, infeksi intra-abdomen, gonore tanpa komplikasi, septikemia (keracunan darah akibat bakteri dalam jumlah besar masuk ke dalam aliran darah), profilaksis bedah, meningitis (peradangan yang terjadi pada lapisan pelindung otak), dan berbagai infeksi lain.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Antibiotik Sefalosforin.
  • Kandungan: Ceftriaxone 1 Gram.
  • Bentuk: Serbuk Injeksi.
  • Satuan Penjualan: Vial.
  • Kemasan: 1 Vial @ 1 Gram + 1 Ampul Water Injection @ 10 mL.
  • Farmasi: Promedrahadjo Farmasi Indrustri.

Kegunaan

Foricef digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran kemih (ISK), infeksi tulang, infeksi kulit dan sendi, infeksi intra-abdomen, gonore tanpa komplikasi, septikemia, profilaksis bedah, meningitis, dan berbagai infeksi lain.

Dosis & Cara Penggunaan

Foricef termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

  1. Infeksi rawan
    • Dosis: 1-2 g perhari, dosis ditingkatkan menjadi 4 g perhari pada infeksi berat, diberikan 1 kali atau dalam 2 dosis terbagi. Dosis> 2 g diberikan lewat injeksi intravena (pembuluh darah) atau diinfuskan selama minimal 30 menit.
  2. Sifilis
    • Dosis: 0,5-1 g diberikan 1 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan menjadi 2 g diberikan 1 kali sehari untuk neurosifilis selama 10-14 hari. Dosis diberikan melalui injeksi intravena (pembuluh darah) lambat selama 5 menit, atau diinfuskan selama minimal 30 menit, atau injeksi intramuskular (melalui otot) dalam.
  3. Penyakit Lyme
    • Dosis: 2 g diberikan 1 kali sehari selama 14-21 hari. Dosis diberikan melalui injeksi intravena (pembuluh darah) lambat selama 5 menit, atau diinfuskan selama minimal 30 menit, atau injeksi intramuskular (melalui otot) dalam.
  4. Pencegahan infeksi bedah
    • Dosis: 1-2 g dosis tunggal diberikan 30 menit-2 jam sebelum pembedahan. Dosis diberikan melalui injeksi intravena (pembuluh darah) lambat selama 5 menit, atau diinfuskan selama minimal 30 menit, atau injeksi intramuskular (melalui otot) dalam.
  5. Gonore tanpa komplikasi
    • Dosis: 250-500 mg sebagai dosis tunggal. Dosis diberikan melalui  injeksi intramuskular (melalui otot) dalam.
  6. Otitis media akut
    • Dosis: 1-2 g sebagai dosis tunggal. Dosis diberikan melalui injeksi intramuskular (melalui otot) dalam.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius, di tempat kering dan terhindar dari cahaya.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Foricef yang mungkin terjadi adalah:

  • Diare, mual, muntah.
  • Neutropenia
  • Anemia (kekurangan darah)
  • Ruam
  • Pruritus (rasa gatal yang bisa meliputi seluruh atau sebagian tubuh), demam, menggigil.
  • Nyeri
  • Efek samping yang jarang terjadi: pankreatitis (radang pada kelenjar pankreas yang terjadi dengan dua bentuk yang sangat berbeda yaitu akut dan kronis), hipoprothrombinaemia (Kekurangan fibrinogen).
  • Berpotensi fatal: Anafilaksis (kejang).

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Foricef pada pasien yang memiliki Hipersensitif (alergi) terhadap golongan sefalosporin.

Interaksi Obat

  • Dapat meningkatkan nefrotoksisitas aminoglikosida.
  • Dapat mengurangi efek terapi vaksin BCG, vaksin tifoid, Na picosulfate.
  • Warfarin dapat meningkatkan efek antikoagulan antagonis vitamin K.
  • Dapat meningkatkan kadar serum denganprobenesid.

Kategori Kehamilan

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Foricef ke dalam Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

Overdosis

  • Gejala: Diare, mual dan muntah.
  • Penatalaksanaan: Pengobatan simtomatik. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.