Obat Asma dan Gangguan Pernapasan

Forasma

Klikdokter, 02 Jan 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Forasma digunakan untuk mengobati sesak napas dari masalah paru-paru.

Pengertian

Forasma adalah salah satu nama dagang dari Terbutaline dan tersedia dua sediaan yaitu, tablet dan sirup. Forasma digunakan untuk mengobati sesak napas dari masalah paru-paru, misalnya, asma, penyakit paru obstruktif kronis, bronkitis, dan emfisema. Forasma merupakan golongan obat bronkodilator (beta-2 agonis reseptor) yang bekerja dengan membuka saluran pernapasan untuk membuat pernapasan lebih mudah.

Keterangan

  1. Forasma Tablet
    • Golongan: Obat Keras.
    • Kelas Terapi: Antiasmatik.
    • Kandungan: Terbutaline sulfate 2.5 mg.
    • Bentuk: Tablet.
    • Satuan Penjualan: Strip.
    • Kemasan: Strip @10 Kapsul.
    • Farmasi: Guardian Pramatama.
  2. Forasma Sirup:
    • Golongan: Obat Keras.
    • Kelas Terapi: Antiasmatik.
    • Kandungan: Terbutaline sulfate 1.5 mg/5 mL.
    • Bentuk: Sirup.
    • Satuan Penjualan: Botol.
    • Kemasan: Botol 60 mL.
    • Farmasi: Guardian Pramatama.

Kegunaan

Forasma digunakan untuk mengobati sesak napas dari masalah paru-paru.

Dosis & Cara Penggunaan

Forasma termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

  1. Forasma Tablet
    • Anak-anak: 1 tablet, diminum 3 kali sehari.
    • Dewasa: 1-2 tablet, diminum 3 kali sehari.
    • Pasien yang sensitif terhadap simpatomimetik amino dianjurkan: dosis awal: 1 tablet, diminum 3 kali sehari, jika efek bronkodilatasi tidak cukup dapat ditambahkan dosis.
  2. Forasma Sirup
    • Anak usia 12-15 tahun: 1-2 sendok takar (5-10 mL), diminum 3 kali sehari.
    • Dewasa: 2-3 sendok takar (10-15 mL), diminum 3 kali sehari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius, di tempat kering dan terhindar dari cahaya.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Forasma yang mungkin terjadi adalah:

  • Insomnia (sulit tidur)
  • Gugup
  • Cemas
  • Gelisah
  • Gangguan tidur
  • Sakit kepala atau pusing
  • Lesu
  • Tremor
  • Mengantuk
  • Penglihatan kabur
  • Jantung berdebar
  • Muntah
  • Mulut kering
  • Sering buang air kecil
  • Nafsu makan berkurang.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Forasma pada pasien tokolisis (untuk menghilangkan kontraksi uterus sehingga persalinan prematur terhambat)

Interaksi Obat

  • Agonis β dan kortikosteroid bersamaan dengan Forasma dapat menyebabkan edema (pembengkakan) paru.
  • Dapat secara parsial atau total menghambat efek β-blocker non-selektif.
  • Peningkatan risiko perdarahan dan gangguan irama ventrikel yang serius bila diberikan bersamaan dengan anestesi halogen.

Kategori Kehamilan
Menurut FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan Forasma ke dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut: Studi pada hewan percobaan menunjukan adanya efek samping pada janin namun belum ada studi kontrol pada wanita hamil, obat dapat diberikan apabila efek terapinya lebih besar dari resiko pada janin.

Overdosis

  • Gejala: Sakit kepala, gelisah, gemetar, mual, kram tonik, jantung berdebar, denyut jantung diatas normal, gangguan irama jantung; dapat terjadi hipotensi, kadar kalium kurang didalam darah, kadar gula darah diatas normal, dan asidosis laktat.
  • Penatalaksanaan: Kurangi dosis pada kasus ringan hingga sedang. Pada kasus yang parah, lakukan tes yang diperlukan untuk menentukan keseimbangan asam-basa, gula darah dan kadar elektrolit. Pantau tekanan darah, detak jantung dan ritme serta perbaiki perubahan metabolisme. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.