Obat Antibiotik

Fluconazole

Klikdokter, 31 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Fluconazole digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh jamur dan sel ragi.

Pengertian

Fluconazole adalah obat generik bermerk yang digunakan sebagai anti jamur. Fluconazole digunakan untuk membantu mencegah dan mengobati berbagai infeksi jamur, dan ragi. Fluconazole biasanya digunakan untuk membantu mengobati infeksi jamur, seperti kandidiasis esofagus (infeksi jamur yang terdapat jauh di dalam tenggorokan), kandidiasis orofaring (infeksi jamur yang terdapat dalam saluran pernapasan), candiduria (infeksi jamur pada saluran urin), kandidiasis vagina (infeksi jamur pada vagina), coccidioidomycosis (infeksi yang disebabkan oleh jamur Coccidoides), meningitis kriptokokus (infeksi sistem saraf pusat yang di sebabkan oleh sel ragi). Fluconazole bekerja dengan menghentikan pertumbuhan beberapa jenis jamur.

Keterangan

  1. Fluconazole Kapsul
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Anti Jamur
    • Kandungan: Fluconazole 150 mg
    • Bentuk: Kapsul
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Strip @ 10 Kapsul
    • Farmasi: Kimia Farma; Nulab Pharmaceutical
    • Merk dagang yang beredar di Indonesia: Kiflluzol, Zemyc, Flucoral, Govazol, Diflucan, Candipar.
  2. Fluconazole Infus
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Anti Jamur
    • Kandungan: Fluconazole 2 mg/ mL
    • Bentuk: Kapsul
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Strip @ 10 Kapsul
    • Farmasi: Dexa Medica; Natura Laboratoria Prima; Pertiwi Agung; Novell Pharmaceutical Lab; Bernofarm; Mahakam Beta Farma
    • Merk dagang yang beredar di Indonesia: Fludis, Fluxar, Zemyc, Diflucan, Cryptal, Quazol.

Kegunaan

Fluconazole digunakan untuk mengobati infeksi yang di sebabkan oleh jamur dan sel ragi.

Dosis & Cara Penggunaan

Fluconazole termasuk dalam golongan Obat Keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan Anjuran dan Resep Dokter:

  1. Fluconazole Kapsul
    • Kandidiasis orofaringeal dan esofagus
      • Dewasa: Dosis awal: 200-400 mg pada Hari 1, di lanjutkan dengan dosis 100-200 mg sekali sehari selama 7-21 hari (sampai penyakit sembuh). Periode yang lebih lama dapat digunakan pada pasien dengan fungsi kekebalan yang sangat terganggu.
      • Pencegahan kambuh pada pasien dengan HIV: 100-200 mg, diminum 1 kali sehari, atau 200 mg, diminum 3 kali seminggu.
      • Anak usia 0-14 hari: Dosis awal: 6 mg / kg berat badan, di lanjutkan 3 mg / kg berat badan setiap 72 jam. Maksimal: 12 mg / kg berat badan setiap 72 jam.
      • Anak usia 15-27 hari: Dosis awal: 6 mg / kg berat badan, di lanjutkan dengan dosis 3 mg / kg berat badan setiap 48 jam. Maksimal: 12 mg / kg berat badan setiap 48 jam.
      • Anak usia 28 hari-11 tahun: Dosis awal: 6 mg / kg berat badan, di lanjutkan dengan dosis 3 mg / kg berat badan diminum sekali sehari.
    • Candiduria
      • Dewasa: 200-400 mg, diminum sekali sehari selama 7-21 hari. Periode yang lebih lama dapat digunakan pada pasien dengan fungsi kekebalan yang sangat terganggu.
    • Kandidiasis mukokutan kronis
      • Dewasa: 50-100 mg, diminum 1 kali sehari hingga 28 hari. Periode yang lebih lama tergantung pada tingkat keparahan infeksi atau fungsi kekebalan dan infeksi yang mendasarinya.
    • Candidiasis atrofi kronis
      • Dewasa: 50 mg, diminum 1 kali sehari selama 14 hari.
    • Dermatofitosis
      • Tinea pedis, Tinea korporis, Tinea cruris, infeksi Candida: 150 mg seminggu sekali, atau 50 mg sekali sehari.
      • Tinea unguium (onikomikosis): 150 mg seminggu sekali. Durasi pengobatan didasarkan pada keparahan infeksi, respon klinis atau mikologis.
      • Tinea versikolor: 300-400 mg, diminum seminggu sekali selama 1-3 minggu, atau 50 mg diminum sekali sehari selama 2-4 minggu.
    • Balanitis kandida, kandidiasis vagina
      • Dewasa: 150 mg diberikan sebagai dosis tunggal. Pengobatan dan profilaksis kandidiasis vagina berulang (4 episode atau lebih setahun): 150 mg setiap hari ketiga dengan total 3 dosis (Hari 1, 4, dan 7), diikuti dengan dosis pemeliharaan 150 mg sekali seminggu (6 bulan) .
    • Coccidioidomycosis
      • Dewasa: 200-400 mg, diminum sekali sehari selama 11-24 bulan, atau lebih lama tergantung pada tingkat keparahan infeksi, respons klinis atau mikologis. 800 mg dapat dipertimbangkan untuk penyakit meningeal atau infeksi.
    • Pencegahan infeksi jamur pada pasien immunocompromised
      • Dewasa: Pada pasien dengan neutropenia berkepanjangan: 200-400 mg, diminum sekali sehari. Mulai pengobatan sebelum onset neutropenia yang diperkirakan dan berlanjut selama 7 hari setelah jumlah neutrofil berada dalam kisaran yang diinginkan.
      • Anak usia ≥4 minggu-11 tahun: 3-12 mg / kg berat badan, diminum sekali sehari.
  2. Fluconazole Infus
    • Kandidiasis orofaringeal
      • Pengobatan: dosis awal: 200-400 mg pada Hari 1, dilanjutkan dengan dosis 100-200 mg diberikan 1 kali sehari selama 7-21 hari (sampai penyakit mereda).
      • Pencegahan kekambuhan pada penderita HIV: dosis 100-200 mg diberikan 1 kali sehari, atau 200 mg 3 kali seminggu.
    • Kandidiasis esofagus Pengobatan
      • Dosis awal: 200-400 mg pada Hari 1, dilanjutkan dengan dosis 100-200 mg sekali sehari selama 14-30 hari (sampai penyakit mereda).
      • Pencegahan kekambuhan pada penderita HIV: dosis 100-200 mg diberikan 1kali sehari, atau 200 mg 3 kali seminggu.
    • Candiduria: dosis 200-400 mg diberikan 1 kali sehari selama 7-21 hari.
    • Kandidiasis atrofi kronis 50 mg diberikan 1 kali sehari selama 14 hari.
    • Kandidiasis mukokutan kronik 50-100 mg diberikan 1 kali sehari hingga 28 hari.
    • Kandidiasis invasif: dosis awal: 800 mg pada Hari 1, dilanjutkan dengan dosis 400 mg diberikan 1 kali sehari selama 2 minggu.
    • Meningitis kriptokokus: dosis awal: 400 mg pada Hari 1, dilanjutkan dengan dosis 200-400 mg diberikan 1 kali sehari selama minimal 6-8 minggu.
    • Pencegahan kambuh meningitis kriptokokus pad apasien dengan risiko kekambuhan tinggi: 200 mg diberikan 1 kali sehari.
    • Coccidioidomycosis: 200-400mg diberikan 1 kali sehari selama 11-24 bulan, atau lebih lama tergantung pada tingkat keparahan infeksi, respon klinis atau mikologis.
    • Profilaksis infeksi jamur pada pasien immunocompromised: 200-400 mg diberikan 1 kali sehari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Fluconazole yang mungkin terjadi adalah:

  • Mual, muntah
  • Diare, sembelit
  • Sakit perut, perut kembung
  • Pencernaan yang terganggu
  • Mulut kering
  • Kelelahan
  • Demam.

Kontraindikasi

  • Tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif.
  • Tidak boleh digunakan bersamaan dengan astemizole, cisapride, quinidine, terfenadine, pimozide, erythromycin.

Interaksi Obat

  • Dapat meningkatkan waktu protrombin jika diberikan bersamaan dengan antikoagulan (misalnya: Warfarin).
  • Dapat meningkatkan konsentrasi serum obat yang dimetabolisme oleh isoenzim CYP3A4 dan CYP2C9 (misalnya: Bosentan, siklosporin, midazolam, nevirapine, amitriptyline, fenitoin, rifabutin, sulfonilurea, nateglinide, selecoxib, tacrimacid, paracoxid, paracoxid, paracoxid, parabola).
  • Dapat meningkatkan risiko miopati dan rhabdomiolisis jika diberikan bersamaan dengan inhibitor reduktase HMG-CoA (misalnya: Simvastatin, atorvastatin).
  • Dapat mengurangi pembersihan teofilin dalam plasma.
  • Dapat mengurangi konsentrasi plasma jika diberikan bersamaan dengan rifampisin.
  • Berpotensi Fatal: Meningkatkan risiko aritmia jantung jika diberikan bersamaan dengan obat yang diketahui memperpanjang interval QT atau menginduksi torsade de pointes seperti astemizole, cisapride, terfenadine, quinidine, pimozide, erythromycin. Peningkatan risiko depresi pernapasan dengan fentanyl.

Kategori Kehamilan

  • Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Fluconazole ke dalam Kategori C (Untuk kandidiasis vagina):
    Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.
  • Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Fluconazole ke dalam Kategori D (untuk digunakan dalam indikasi selain kandidiasis vagina):
    Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

Overdosis

  • Gejala: Halusinasi dan perilaku paranoid.
  • Penatalaksanaan: Pengobatan simtomatik dan suportif. Pertimbangkan tindakan lavage lambung jika perlu. Hemodialisis dapat menurunkan kadar plasma sekitar 50%. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.