Obat Batuk, Pilek, dan Flu

Flixonase

Klikdokter, 30 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Flixonase adalah obat yang berkomposisi Fluticasone propionate digunakan sebagai profilaksis atau pencegahan dan pengobatan rinitis alergi akibat cuaca dan rinitis karena tumbuhan.

Pengertian

Flixonase adalah obat yang mengandung Fluticasone propionate dan dikemas dalam bentuk sediaan semprot hidung. Flixonase digunakan sebagai profilaksis atau pencegahan dan pengobatan rinitis alergi akibat cuaca dan rinitis karena alergi pada tumbuhan.

Keterangan

  • Golongan: Obat keras
  • Kelas Terapi: Anti inflamasi
  • Kandungan: Fluticasone propionate 0.05 %
  • Bentuk: Semprot hidung
  • Satuan Penjualan: Botol
  • Kemasan: Dus, botol @ 120 dosis
  • Farmasi: Glaxo wellcome indonesia.

Kegunaan

Flixonase  digunakan sebagai obat untuk penderita polip hidung, rhinitis alergi, asma dan dermatitis.

Dosis & Cara Penggunaan

Filxonase termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

Dosis Flixonase yang dianjurkan adalah 2 semprotan pada masing-masing lubang hidung, diberikan sekali sehari. Kocok dahulu botol sebelum di gunakan.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 15-30 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Filxonase yang mungkin terjadi adalah:

  • Batuk
  • Bronkitis
  • Hidung terasa kering
  • Sakit kepala
  • Demam
  • Faringitis
  • Diare

Kontraindikasi 
Jangan diberikan kepada orang yang mempunyai hipersensitif kepada kandungan obat ini.

Interaksi obat 
Tidak boleh diberikan bersamaan dengan obat-obat berikut:

  • Ketokonazole
  • Lopinavir
  • Nefazodone
  • Nelfinavir
  • Nicardipine
  • Quinidine
  • Saquinavir
  • Letermovir
  • Atazanavir
  • Klaritromisin
  • Conivaptan
  • Darunavir
  • Delavirdine
  • Fosamprenavir
  • Imatinib
  • Indinavir
  • Isoniazid
  • Itrakonazole

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Filxonase ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.