Obat Antibiotik

Fiondazol

Klikdokter, 16 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Fiondazol digunakan untuk mencegah infeksi bakteri anaerob pasca operasi, dan mengobati infeksi bakteri anaerob.

Pengertian

Fiondazol adalah produk obat dengan bentuk sediaan infus yang diproduksi oleh Infion/ Bernofarm. Fiondazol memiliki kandungan zat aktif Metronidazole yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Fiondazol bekerja dengan cara berinteraksi dengan DNA mikroba untuk memutus untai dan struktur heliks yang mengarah ke penghambatan sintesis protein, degradasi, dan kematian sel.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antibiotik Lain
  • Bentuk: Infus
  • Kandungan: Metronidazole 500 mg / 100 mL
  • Satuan Penjualan: Botol
  • Kemasan: Box, 1 Botol @ 100 mL
  • Farmasi: Infion/ Bernofarm

Kegunaan

Fiondazol digunakan untuk mencegah infeksi bakteri anaerob pasca operasi, dan mengobati infeksi bakteri anaerob.

Dosis & Cara Penggunaan

Fiondazol termasuk dalam golongan Obat Keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan Anjuran dan Resep dokter:

  1. Pencegahan infeksi bakteri anaerob pasca operasi
    • Dewasa: diberikan dosis 500 mg sesaat sebelum operasi dan diulang setiap 8 jam. Atau diberikan dosis 15 mg / kg berat badan diinfuskan selama 30-60 menit dan diselesaikan kira-kira 1 jam sebelum operasi, dilanjutkan dengan dosis 7,5 mg / kg berat badan diinfuskan selama 30-60 menit pada 6 dan 12 jam setelah dosis awal.
  2. Infeksi bakteri anaerob
    • Dewasa: diberikan dosis 500 mg diinfuskan sebagai 100 mL larutan 5 mg / mL pada 5 mL / menit selama 8 jam. Atau, 15 mg / kg berat badan diinfuskan selama 1 jam, dilanjutkan dengan dosis 7,5 mg / kg berat badan yang diinfuskan selama 1 jam setiap 6 jam. Maksimal: 4 g / hari. Gantikan terapi oral sesegera mungkin.
    • Anak: diberikan dosis 7,5 mg / kg berat badan setiap 8 jam.

Cara Penyimpanan
Injeksi intravena: Simpan pada suhu antara 20-25 ° C. Lindungi dari cahaya. Jangan didinginkan.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Fiondazol, antara lain:

  • Ataksia (gangguan gerakan tubuh akibat masalah pada otak).
  • Sakit kepala.
  • Kantuk.
  • Susah tidur.
  • Halusinasi.
  • Perubahan suasana hati atau keadaan mental (misalnya. depresi atau kebingungan).
  • Ketidaknyamanan uretra.
  • Penggelapan urine.
  • Ruam.
  • Urtikaria (biduran), pruritus (gatal).
  • Peningkatan nilai-nilai enzim hati
  • Gangguan saluran pencernaan (misalnya. Mual, anoreksia atau gangguan makan, muntah, diare, ketidaknyamanan perut, sembelit).
  • Glositis (infeksi lidah).
  • Stomatitis (luka pada mulut dan gusi)
  • Kelemahan

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Fiondazol pada pasien yang memiliki indikasi Hipersensitif terhadap metronidazol dan nitroimidazol lainnya.

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Fiondazol:

  • Dapat meningkatkan kadar serum ciclosporin.
  • Dapat meningkatkan kadar busulfan dalam plasma yang mengakibatkan toksisitas busulfan yang parah.
  • Meningkatkan metabolisme dengan fenobarbital dan fenitoin yang mengakibatkan penurunan konsentrasi serum.
  • Penggunaan bersamaan dengan disulfiram dapat menghasilkan reaksi psikotik.
  • Dapat mempotensiasi efek antikoagulan oral.
  • Dapat meningkatkan risiko toksisitas litium.
  • Dapat mengurangi clearance ginjal yang mengakibatkan peningkatan toksisitas 5-fluorouracil.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Fiondazol ke dalam Kategori B:
Studi pada sistem reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi studi terkontrol terhadap wanita hamil belum pernah dilakukan. Atau studi terhadap reproduksi binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping obat (selain penurunan fertilitas) yang tidak diperlihatkan pada studi terkontrol pada wanita hamil trimester I (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester berikutnya).

Overdosis

  • Pemberian Fiondazol yang melebihi dosis yang dianjurkan akan menimbulkan gejala, seperti mual, muntah, ataksia, dan sedikit disorientasi.
  • Jika terjadi overdosis, segera lakukan pengobatan simtomatik dan suportif (dibantu oleh tenaga medis profesional).