Obat Antiinflamasi

Exabet

Klikdokter, 19 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Exabet digunakan untuk pengobatan alerg, peradangan, Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK) dan Artritis reumatoid.

Pengertian

Exabet adalah sediaan tablet yang mengandung betamethasone, obat ini diproduksi oleh Pratapa Nirmala. Exabet atau Betamethasone diindikasikan sebagai obat anti alergi, anti inflamasi atau anti peradangan, artritis reumatoid atau nyeri sendi, dan hiperplasia adrenal kongenital. Hiperplasia adrenal kongenital (HAK) adalah kelainan bawaan yang memengaruhi produksi hormon pada kelenjar adrenal. 

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Hormon Kortikosteroid / Kortikosteroid Telinga / Kortikosteroid Mata / Kortikosteroid Topikal.
  • Kandungan: Betamethasone 0.5 mg.
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip.
  • Kemasan: Strip @ 10 Tablet.
  • Farmasi: Pratapa Nirmala.

Kegunaan

Exabet digunakan untuk pengobatan alergi, peradangan, hiperplasia adrenal kongenital (HAK) dan artritis reumatoid.

Dosis & Cara Penggunaan

Exabet merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan exabet juga harus dikonsultasikan dengan dokter dan apoteker terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.

  1. Terapi jangka pendek
    • Dewasa: dosis 2-3 mg / hari selama beberapa hari, kemudian turunkan dosis hingga 0,25-0,5 mg / hari selama 2-5 hari.
  2. Reumatoid artritis
    • Dewasa: dosis 0,5-2 mg setiap hari.
  3. Kondisi lain
    • Dewasa: dosis 1.5-5 mg / hari selama 1-3 minggu, kemudian kurangi dosis sampai dosis minimal yang efektif tercapai.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Exabet yang mungkin terjadi adalah:

  • Penekan pertumbuhan terutama pada anak.
  • Ketidakteraturan menstruasi dan amenorea.
  • Peningkatan berat badan.
  • Gangguan afektif (misalnya mudah marah, euforia, depresi dan labil mood, pikiran bunuh diri).
  • Reaksi psikotik (misalnya mania, delusi, halusinasi dan kejengkelan skizofrenia).
  • Gangguan perilaku, mudah marah, cemas, gangguan tidur dan disfungsi kognitif (misalnya kebingungan, amnesia).


Kontraindikasi
Hindari penggunaan Exabet pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Pasien yang hipersensitif terhadap kandungan dalam obat.
  • Penderita tukak lambung, osteoporosis, psikosis atau psikoneurosis berat, infeksi jamur sistemik.
  • Pasien yang barau saja menerima vaksin hidup.

Interaksi Obat

  • Peningkatan konsentrasi plasma ketika digunakan dengan penghambat CYP3A4 (misal. Ritonavir, itraconazole), dan kontrasepsi oral.
  • Penurunan efek terapeutik bila digunakan bersamaan dengan rifampisin, rifabutin, carbamazepine, fenobarbiton, fenitoin, primidon, aminoglutethimide, dan efedrin.
  • Dapat menurunkan efek agen hipoglikemik, antihipertensi, penghambat neuromuskuler (misal. Vecuronium), dan diuretik. Peningkatan risiko hipokalaemia dengan acetazolamide, loop / diuretik thiazide, karbenoksolon, teofilin, glikosida jantung.
  • Dapat menghambat efek pertumbuhan dari somatropin. Peningkatan risiko ruptur tendon dengan penggunaan fluoroquinolon bersamaan.
  • Dapat meningkatkan metabolisme quetiapine dan tretinoin.
  • Peningkatan risiko perdarahan saluran cerna saat digunakan dengan Anti Inflamasi Non- Steroid (AINS).
  • Dapat meningkatkan kemanjuran antikoagulan kumarin.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Exabet ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.