Obat Kulit

Erphamazol

Klikdokter, 17 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Erphamazol adalah krim dengan zat aktif Clotrimazole digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit, telinga, dan infeksi kelamin.

Pengertian

Erphamazol adalah sediaan krim dengan kandungan zat aktif Clotrimazole yang bekerja mencegah pertumbuhan jamur. Erphamazol digunakan untuk membantu mengobati infeksi kulit, seperti panu, gatal, kurap, dan infeksi lainnya yang disebabkan oleh jamur. Erphamazol juga digunakan untuk membantu mengobati infeksi jamur yang menyebabkan kekeringan atau penggelapan kulit leher, dada, lengan, atau kaki.

Keterangan

  • Golongan: Obat Bebas Terbatas.
  • Kelas Terapi: Antifungi.
  • Kandungan: Clotrimazole 1%.
  • Bentuk: Krim.
  • Satuan Penjualan: Tube.
  • Kemasan: Tube @ 5 gram.
  • Farmasi: Erela/ Erlimpex PT.

Kegunaan

Erphamazol digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit, telinga, dan infeksi kelamin.

Dosis & Cara Penggunaan

Cara Penggunaan Erphamazol adalah sebagai berikut:

Oleskan tipis-tipis 2 hingga 3 kali sehari pada kulit yang terkena infeksi jamur selama 2 hingga 4 minggu.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Erphamazol yang mungkin terjadi adalah:

  • Pembengkakan
  • Kulit kering
  • Kulit menjadi kemerahan.
  • Iritasi dan gatal
  • Sensasi terbakar atau perih pada kulit.


Kontraindikasi
Hindari penggunaan Erphamazol pada pasien yang memiliki indikasi hipersensitif dan pasien dibawah umur 16 atau diatas 60 tahun.

Interaksi Obat

  • Penggunaan Erphamazol bersama dengan nystatin atau amphotericin B dapat menimbulkan efek yang berlawanan.
  • Penggunaan Erphamazol dengan tacrolimus dapat menimbulkan peningkatan efek samping.


Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Erphamazol ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).