Obat Asma dan Gangguan Pernapasan

Erphafillin

Klikdokter, 17 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Erphafillin diindikasikan untuk mengobati asma bronkial.

Pengertian

Erphafillin adalah obat yang di produksi oleh Erlimpex dan dikema dalam bentuk sediaan tablet. Obat ini mengandung Aminophylline yang diindikasikan untuk mengobati asma bronkial. Aminophylline bekerja dengan bronkodilatasi atau memperlebar luas permukaan bronkus dan bronkiolus pada paru-paru, dan membuat kapasitas serapan oksigen paru-paru meningkat.

Keterangan

  • Golongan: Obat Bebas Terbatas
  • Kelas Terapi: Antiasmatik dan Sediaan untuk COPD
  • Kandungan: Aminophylline 200 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Botol Plastik
  • Kemasan: Botol Plastik @ 100 Tablet
  • Farmasi: Erlimpex

Kegunaan

Erphafillin diindikasikan untuk mengobati asma bronkial dan bronkospasme (penyempitan saluran udara di bronkus) kronis.

Dosis & Cara Penggunaan

Erphafillin termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

  • Dewasa: Dosis awal: diminum 2 x sehari dengan dosis 225-450 mg, dosis dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan.
  • Anak dengan berat badan > 40 kg: Dosis awal: diminum 2 x sehari dengan dosis 225 mg, tingkatkan dosis menjadi 2 x sehari 450 mg setelah 1 minggu sesuai kebutuhan.
  • Lansia: Pengurangan dosis mungkin diperlukan.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius, di tempat kering dan terhindar dari cahaya.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Erphafillin yang mungkin terjadi adalah:

  • Mual, muntah
  • Sakit kepala
  • Hipokalaemia (kadar kalium dalam darah kurang dari normal)
  • Hipofosfatemia (kadar fosfat dalam darah kurang dari normal)
  • Hipernatremia (kadar natrium dalam darah lebih tinggi dari normal)
  • Hiperglikemia (kadar gula darah lebih tinggi dari normal)
  • Gangguan asam / basa
  • Insomnia
  • Vertigo / pusing
  • Gangguan visual
  • Hipotensi (tekanan darah rendah)


Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan pada penderita porfiria akut. Tidak boleh digunakan bersamaan dengan turunan xanthine lainnya.

Interaksi Obat

  • Meningkatkan clearance jika digunakan bersamaan dengan aminoglutethimide, carbamazepine, moracizine, phenytoin, rifampicin, sulfinpyrazone, dan barbiturat.
  • Mengurangi clearance jika digunakan bersamaan dengan alopurinol, carbimazole, cimetidine, ciprofloxacin, clarithromycin, diltiazem, disulfiram, erythromycin, flukonazol, interferon, isoniazid, isoprenalin, metotreksat, mexiletine, nabroksulfon,  oksidoksidol, oksidoksol, oksidol, daparlaminol, daparlaminol, daparlaminol, daparlaminol, daparlaktan dan OC. Dapat meningkatkan konsentrasi fenitoin dalam kondisi stabil.
  • Berpotensi fatal: Peningkatan risiko toksisitas bersama turunan xanthine lainnya.

Overdosis

  • Gejala: denyut jantung diatas normal, demam, anoreksia, mual, muntah, diare, hematemesis, gelisah, hipertonia, insomnia, lekas marah, sakit kepala, pupil membesar, tinitus, refleks ekstremitas berlebihan, kejang, ensefalopati hipoksia, koma, jantung berdebar, peningkatan kreatin kinase, mioglobin, dan jumlah leukosit.
  • Penatalaksanaan: Pengobatan simtomatik dan suportif. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.