Obat Antibiotik

Droxefa

Klikdokter, 07 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Droxefa adalah sediaan kapsul yang mengandung zat aktif cefadroxil.

Pengertian

Droxefa adalah sediaan kapsul yang mengandung zat aktif cefadroxil. Obat ini digunakan untuk membantu mengobati berbagai macam infeksi bakteri, seperti radang tenggorokan, kulit dan infeksi saluran kemih. Droxefa bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan dinding sel bakteri, sehingga menyebabkan kematian bakteri.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kategori: Antibiotik
  • Kandungan: Cefadroxil 500mg.
  • Bentuk: Kapsul
  • Satuan Penjualan: Strip.
  • Kemasan: Strip @10 Kapsul
  • Farmas: Bernofarm/ Phapros.

Kegunaan

Droxefa digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri.

Dosis & Cara Penggunaan

Obat ini termasuk dalam golongan obat keras, maka dari itu pembelian obat ini harus dengan Resep Dokter:

  • Dewasa: 1-2 g sehari dalam 2 dosis terbagi.
  • Infeksi saluran kemih lainnya: 2 g sehari dalam 2 dosis terbagi.
  • Infeksi kulit dan jaringan lunak: 1 g sehari.
  • Infeksi saluran nafas atas dan bawah: 1 g sehari, dapat ditingkatkan sampai 2 g sehari pada infeksi berat.
  • Faringitis dan tonsilitis: 1 g sehari dalam dosis terbagi selama 10 hari.
  • Anak: 25-50 mg/kg berat badan/hari dalam 2 dosis terbagi.

Cara Penyimpanan
Simpan ditempat kering dengan suhu antara 20-25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Droxefa yang mungkin terjadi adalah:

  • Gangguan saluran cerna
  • Hipersensitif
  • Mual dan muntah.

Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan kepada pengguna yang memiliki alergi atau hipersensitif terhadap penggunaan cefadroxil.

Interaksi Obat 

  • Jika Anda akan sedang menggunakan vaksin dapat menghambat keefektifan vaksin tifus dan BCG.
  • Jangan mengonsumsi cefadroxil bersamaan dengan antibiotik jenis lainnya, karena keefektifan obat ini bisa terganggu.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Droxefa ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

Overdosis

  • Gejala yang ditimbulkan: kesadaran menurun, mual, halusinasi, hiperrefleksia (reaksi sistem saraf yang berlebihan), atau bahkan gangguan fungsi ginjal dan koma.
  • Penatalaksanaan: Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional. Pantau dan jika perlu, perbaiki keseimbangan air dan elektrolit.