Obat Gangguan Saraf

Dormicum

Klikdokter, 07 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Dormicum di gunakan untuk premedikasi sebelum anestesi (pembiusan) pada operasi ringan.

Pengertian

Dormicum adalah obat yang di produksi oleh F Hoffman La Roche dan didistribusikan oleh Boehringer Ingelheim. Dormicum mengandung midazolam yang merupakan golongan obat sedativa (penenang) atau obat bius yang digunakan pada pasien yang akan menjalankan prosedur operasi ringan.

Keterangan

  1. Dormicum 1 mg/mL
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Sedatif
    • Kandungan: Midazolam 1 mg/mL
    • Bentuk: Cairan Injeksi
    • Satuan Penjualan: Ampul
    • Kemasan: Ampul @ 5 mL
    • Farmasi: F Hoffman La Roche/ PT Boehringer Ingelheim
  2. Dormicum 5 mg/mL
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Sedatif
    • Kandungan: Midazolam 5 mg/mL
    • Bentuk: Cairan Injeksi
    • Satuan Penjualan: Ampul
    • Kemasan: Ampul @ 3 mL
    • Farmasi: F Hoffman La Roche/ PT Boehringer Inglheim

Kegunaan

Dormicum di gunakan untuk premedikasi sebelum anestesi (pembiusan) pada operasi ringan, seperti pasien yang akan menjalani endoskopi (pemeriksaan yang bertujuan untuk melihat kondisi organ tubuh), gastroskopi (tindakan diagnostik yang biasa digunakan untuk mencari tahu masalah yang terjadi pada sistem pencernaan bagian atas), atau operasi gigi. Selain operasi ringan, pembiusan pada pasien selama perawatan intensif, memberikan efek menenangkan pada pasien perawatan intensif (ICU).

Dosis & Cara Penggunaan

Dormicum merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembelian nya harus menggunakan resep Dokter. Selain itu, dosis penggunaan dormicum juga harus dikonsultasikan dengan Dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaan nya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.

  1. Dosis Dewasa Anestesi Ringan
    • Dosis awal: 2 mg di berikan melalui intravena (melalui pembuluh darah) sekali pada tingkat yang tidak melebihi 1 mg / menit segera sebelum prosedur.
    • Dosis tambahan: 0,5-2 mg dapat diberikan setelah 2 menit untuk mencapai tingkat sedasi yang diinginkan. Kebanyakan pasien mencapai sedasi yang cukup dengan dosis total kurang dari 5 mg.
  2. Dosis Dewasa Biasa untuk ICU Agitasi (gangguan kecemasan)
    • Dosis awal: 0,01-0,08 mg / kg berat badan (biasanya 1 sampai 5 mg) melalui injeksi intravena (pembuluh darah) selama lebih dari 2 sampai 3 menit, setiap 5 sampai 15 menit untuk mengendalikan agitasi akut.
    • Dosis pemeliharaan: 0,02-0,2 mg / kg berat badan/ jam dengan infus kontinu. Pasien harus diawasi secara teratur dan laju infus disesuaikan untuk mempertahankan tingkat sedasi yang diinginkan.

Cara Penyimpanan
Simpan ditempat kering dengan suhu antara 15-30 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Dormicum yang mungkin terjadi adalah:

  • Kebingungan/linglung
  • Angioedema (pembengkakan yang disebabkan oleh alergi)
  • Pusing.
  • Hipotensi.
  • Mual dan muntah.
  • Gangguan koordinasi tubuh.
  • Mulut kering.
  • Konstipasi (kesulitan buang air besar)

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada penderita:

  • Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap midazolam.
  • Pasien yang memiliki riwayat penyakit jantung,hipoventilasi (penafasan lambat), penyumbatan paru-paru atau saluran nafas

Interaksi Obat
Dormicum dapat berinteraksi dengan beberapa obat, seperti:

  • Antibiotik : klaritromisin, eritromisin, telitromisin
  • Obat antijamur : itrakonazol, ketokonazol, posaconazole, vorikonazol
  • Obat hepatitis C : boceprevir, telaprevir
  • Obat jantung : nicardipine, quinidine
  • Nefazodone
  • Bosentan
  • Imatinib

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Dormicum ke dalam Kategori D:
Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

Overdosis

  • Gejala: mengantuk, bingung, koordinasi terganggu, refleks berkurang, koma dan efek merusak pada tanda-tanda vital.
  • Penatalaksanaan: Pengobatan simtomatik dan suportif. Pantau pernapasan, denyut nadi, tekanan darah dan fungsi hati. Pertahankan jalan nafas yang adekuat dan dukung ventilasi, termasuk pemberian oksigen. Dekontaminasi gastrointestinal (misalnya bilasan lambung, pemberian arang aktif) dapat dipertimbangkan dalam 1-2 jam setelah konsumsi atau setelah jalan napas pasien diamankan. Flumazenil dapat diberikan sebagai penawar. Penanganan overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.