Obat Antinyeri

Dolatram

Klikdokter, 13 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Dolatram digunakan untuk mengobati nyeri sedang sampai berat.

Pengertian

Dolatram adalah obat yang mengandung Paracetamol dan Tramadol, diproduksi oleh Promedrahardjo Farmasi Industri. Dolatram yang digunakan untuk mengatasi rasa sakit dan nyeri sedang hingga berat, seperti nyeri setelah operasi. Selain itu, Dolatram juga digunakan untuk membantu mengobati fibromyalgia yang merupakan intoleransi terhadap stres dan rasa sakit yang mungkin disebabkan oleh faktor genetik. Gejala umum fibromyalgia adalah rasa nyeri yang menjalar keseluruh tubuh yang berkepanjangan. Kombinasi Tramadol dan Paracetamol dalam Dolatram bekerja lebih baik dengan efek samping yang lebih ringan daripada penggunaan Tramadol saja. Dolatram bekerja dengan menghambat pelepasan zat kimia tertentu dalam tubuh yang merangsang rasa nyeri. Penggunaan obat ini harus berdasarkan resep dokter.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Obat Analgetik
  • Kandungan: Tramadol 37.5 mg, Paracetamol 325 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Box, 3 Strip @10 Kaplet
  • Farmasi: Promedrahardjo Farmasi Industri.

Kegunaan

Dolatram digunakan untuk mengobati nyeri sedang sampai berat, baik itu nyeri akut maupun kronis misalnya nyeri pasca operasi dan menangani rasa sakit pada tindakan diagnostik atau terapeutik.

Dosis & Cara Penggunaan

Dolatram termasuk dalam golongan obat keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus sesuai anjuran dan resep dokter.

Aturan penggunaan Dolatram:

  • Dewasa: Diminum 2 tablet setiap 6 jam maksimal 8 tablet perhari.
  • Jangka waktu minum maksimal 5 hari.

Dolatram diminum sebelum maupun sesudah makan.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu 25°C.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Dolatram antara lain:

  • Postural hipotensi (Tekanan darah rendah yang menyebabkan rasa pusing saat perpindahah posisi tubuh secara mendadak).
  • Depresi pernafasan yang ditandai dengan penurunan masuknya udara ke paru-paru.
  • Hepatotoksisitas (kerusakan hati).
  • Bradikardi (Detak jantung lebih lama dari biasanya) .
  • Kolaps atau pingsan.
  • Alergi yang berhubungan dengan saluran pernafasan seperti Dyspnoea (sesak nafas), bronkospasme (penyempitan saluran pernafasan yaitu dinding bronkial), bersin, Edema (pembengkakan karena penumpukan cairan tubuh pada bagian tertentu).
  • Perubahan nafsu makan.
  • Motorik kelemahan.
  • Agitasi atau kegelisahan.
  • Ruam kulit.
  • Diskrasia darah (gangguan/ kelainan pada sel plasma).
  • Hypoprothrombinemia (Kekurangan protombin yang merupakan salah satu komponen dalam pembekuan darah).

Bila efek samping menetap bahkan memburuk, segera hentikan penggunaan Dolatram dan konsultasikan ke dokter.

Kontraindikasi:

  • Sebaiknya tidak digunakan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif atau alergi opioid.
  • Keracunan akut dengan alkohol, hipnotik, narkotika, analgesik, opioid, dan psikotropika.
  • Tidak digunakan pada pasien yang menerima Monoamin Oksidase inhibitor (MAOI)
  • Tidak digunakan pada pasien gangguan hati berat, epilepsi tidak dikendalikan oleh pengobatan.
  • Tidak digunakan pada ibu hamil dan menyusui.

Interaksi obat:

  • Sumatriptan dapat meningkatkan risiko kejang dan sindrom serotonin (peningkatan kadar serotonin dalam tubuh).
  • Meningkatkan depresi central nervous (kecemasan) sistem dengan barbiturat, benzodiazepin.
  • Obat golongan anxiolytics (anti kecemasan) lainnya.
  • Obat golongan hipnotik (obat tidur)
  • Obat golongan antidepresan sedatif (obat depresan dan penenang), antihistamin sedatif (anti alergi dan penenang), neuroleptik (obat psikotik), obat antihipertensi bertindak pusat, thalidomide dan baclofen
  • Penurunan khasiat analgesik (penghilang sakit dan nyeri) dengan Ondansentron
  • Peningkatan International Normalized Ratio (mengevaluasi pengobatan dengan antikoagulan) dengan warfarin.

Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Dolatram ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis:

  • Pemberian Dolatram yang melebihi dosis yang dianjurkan akan menimbulkan gejala, seperti miosis, muntah, kolaps kardiovaskular, gangguan kesadaran hingga koma, kejang-kejang, depresi pernafasan yang menyebabkan terhambatnya pernapasan, pucat, mual, muntah, anoreksia, sakit perut, kerusakan hati, kerusakan metabolisme glukosa, asidosis metabolik; gagal hati, gagal ginjal akut dengan nekrosis tubular akut, gangguan irama jantung, pankreatitis.
  • Jika terjadi overdosis, segera lakukan perawatan suportif dengan pemeliharaan pernapasan dan fungsi sirkulasi. Nalokson dapat digunakan untuk membalikkan sistem pernapasan. Kejang dapat dikontrol dengan diazepam. Penanganan pasien overdosis hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis profesional.