Obat Jantung

Diltiazem

Klikdokter, 03 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Diltiazem merupakan obat yang digunakan untuk membantu terapi hipertensi (darah tinggi) ringan sampai sedang, mengobati angina pektoris.

Pengertian

Diltiazem adalah obat yang digunakan untuk membantu terapi hipertensi (darah tinggi) ringan sampai sedang, mengobati angina pektoris (nyeri dada), dan beberapa jenis aritmia (gangguan irama jantung). Cara kerja Diltiazem adalah dengan melebarkan dinding pembuluh darah sehingga aliran darah dan oksigen ke jantung dapat meningkat. Proses ini akan menurunkan tekanan darah dan detak jantung, sekaligus mengurangi beban kerja jantung. 

Keterangan

  1. Diltiazem Tablet
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Antagonis Kalsium
    • Kandungan: Diltiazem 30 mg
    • Bentuk: Tablet
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Strip @ 10 Tablet
    • Farmasi: Dexa Medica, Kimia Farma, Indofarma, Sanbe Farma
    • Merk dagang yang beredar di Indonesia: Herbesser, Dilmen
  2. Diltiazem Injeksi
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Antagonis Kalsium
    • Kandungan: Diltiazem 5 mg
    • Bentuk: Cairan Injeksi
    • Satuan Penjualan: Vial
    • Kemasan: Vial @ 5 mL
    • Farmasi: Pratapa Nirmala
    • Merk dagang yang beredar di Indonesia: Herbesser, Farmabes

Kegunaan

Diltiazem digunakan untuk membantu terapi hipertensi (darah tinggi) ringan sampai sedang, mengobati angina pektoris (nyeri dada), dan beberapa jenis aritmia (gangguan irama jantung).

Dosis & Cara Penggunaan

Diltiazem termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

  1. Diltiazem Injeksi
    Dosis awal dewasa: 250 mcg/kg berat badan melalui injeksi intravena (melalui pembuluh darah).
  2. Diltiazem Tablet
    • Angina Pektoris
      • Dosis awal: di berikan 2 tablet (60 mg), di minum tiga kali sehari, dosis dapat ditingkatkan menjadi 12 tablet (360 mg) per hari atau 16 tablet (480 mg) perhari.
      • Lansia: di berikan 4 tablet (120 mg) per hari sebagai dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis.
    • Hipertensi:
      • Dewasa: Dosis awal: di berikan 3-4 tablet (90-120 mg), di minum dua kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan maksimal 12 tablet (360 mg) jika dibutuhkan.
        Lansia: di berikan 4 tablet (120 mg) per hari sebagai dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 25 derajat Celcius, di tempat kering dan terhindar dari cahaya.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Diltiazem yang mungkin terjadi adalah:

  • Sakit kepala
  • Hipotensi
  • Pusing
  • Kelelahan
  • Gangguan lambung (mual, muntah, konstipasi, diare)
  • Muncul ruam

Kontraindikasi
Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Diltiazem.

Interaksi Obat

  • Amiodarone, digoxin, dan clonidine.
  • Ciclosporin, phenytoin, carbamazepine, cilostazol, benzodiazepine (misalnya midazolam, triazolam), buspirone, quinidine, corticosteroids (misalnya methylprednisolone), lithium dan teofilin. 
  • Golongan inhibitor CYP3A4 (misalnya simetidin).
  • Golongan penginduksi CYP3A4 (misalnya rifampisin). 
  • Golongan obat antiplatelet.
  • Golongan CYP3A4 (misalnya atorvastatin, fluvastatin, simvastatin).
  • Berpotensi Fatal: Peningkatan risiko fibrilasi ventrikel yang mematikan dengan infus dantrolene. Efek hipotensi yang meningkat, peningkatan risiko bradikardia dan tanda-tanda gagal jantung dengan penyekat β. Peningkatan efek bradikardik ivabradine.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Diltiazem ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis

  • Gejala: henti sinus, henti jantung, hipotensi yang menyebabkan kolaps dan cedera ginjal akut, bradikardia sinus (denyut jantung dibawah normal) dengan atau tanpa disosiasi isoritmia.
  • Penatalaksanaan: Pengobatan suportif dan simptomatik. Kelola gangguan konduksi dan blok jantung dengan pacu jantung. Lakukan lavage lambung dan berikan arang aktif dan / atau kalsium melalui injeksi intravena untuk dukungan ventilasi. Pertimbangkan perawatan korektif seperti atropin, vasopresor (misalnya dopamin, norepinefrin), dan agen inotropik (misalnya isoproterenol, dopamin, dobutamin) untuk bradikardia, hipotensi, dan gagal jantung.