Obat Gangguan Pencernaan

Diadium

Klikdokter, 02 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Diadium adalah obat yang mengandung Loperamide yang digunakan untuk mengatasi diare akut.

Pengertian

Diadium adalah obat yang mengandung loperamide sebagai zat aktifnya. Diadium digunakan untuk mengatasi diare akut. Jenis diare ini menyerang secara tiba-tiba dan biasanya berhenti dalam waktu beberapa hari. Diare ini umumnya disebabkan oleh infeksi akibat bakteri, virus atau jenis kuman lainnya. Diadium berfungsi untuk memperlambat aktivitas usus besar sehingga makanan akan tertahan lebih lama di dalam usus. Dengan begitu, usus akan menyerap lebih banyak air dan tinja akan menjadi lebih padat. 

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antidiare
  • Kandungan: Loperamide 2 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Strip @ 10 Tablet
  • Farmasi: LAPI

Kegunaan

Diadium digunakan untuk mengatasi diare.

Dosis & Cara Penggunaan

Diadium termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

  • Dosis: diminum 2 tablet. Dilanjutkan dengan dosis 1 tablet setiap sesudah buang air besar.
  • Diare kronis: dosis awal: Sesuaikan dosis sampai diperoleh 1-2 feses padat / hari. Dosis maksimal: 8 tablet / hari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang umumnya dialami pasien selama menggunakan obat ini, meliputi:

  • Sembelit
  • Perut kembung
  • Kehilangan selera makan
  • Nyeri perut berat disertai mual dan muntah
  • Mulut kering
  • Sembelit

Kontraindikasi
Tidak boleh di berikan pada pasien yang memiliki riwayat kondisi penghambatan peristaltik.

Interaksi Obat

  • Quinidine atau ritonavir karena kedua obat tersebut dapat meningkatkan risiko efek samping loperamide.
  • Efek terapi dari saquinavir dapat diturunkan oleh loperamide.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Diadium ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

Overdosis

  • Gejala: pingsan, kelainan koordinasi, mengantuk, pupil mata mengecil, hipertonia otot dan depresi pernapasan, sembelit, susah berkemih, atau kejadian jantung seperti, gangguan irama jantung, dan serangan jantung.
  • Penatalaksanaan: Jika muntah terjadi secara spontan, dapat diberikan arang aktif. Jika belum terjadi muntah, dapat dilakukan pembilasan lambung dilanjutkan dengan pemberian arang aktif melalui selang lambung. Berikan pengobatan berulang nalokson sebagai penawar jika timbul gejala sistem saraf pusat. Pantau pasien dengan cermat selama setidaknya 48 jam.