Obat Gangguan Saraf Pusat

Cycozam

Klikdokter, 21 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Cycozam merupakan obat yang digunakan untuk mengobati skizofrenia (penyakit mental kronis yang menyebabkan gangguan proses berpikir)

Pengertian

Cycozam adalah obat berbentuk tablet yang di produksi oleh Sunthi Sepuri. Obat ini tersedia dalam tablet 25 mg dan tablet 100 mg. Cycozam mengandung Clozapine yang diindikasikan untuk mengobati skizofrenia (penyakit mental kronis yang menyebabkan gangguan proses berpikir), psikosis pada penyakit Parkinson. Obat ini bekerja dengan cara menghambat reseptor dopamin yang lemah pada D1, D2, D3 dan D5 tetapi memiliki afinitas tinggi terhadap D4. Cycozam juga dapat memblokir α-adrenergik, antimuskarinik, antihistamin, antiserotonergik, dan obat penenang.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kategori: Antipsikotik
  • Kandungan: Clozapine 25 mg; Clozapine 100 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Strip @ 10 Tablet
  • Farmasi: Sunthi Sepuri

Kegunaan

Cycozam diindikasikan untuk mengobati skizofrenia (penyakit mental kronis yang menyebabkan gangguan proses berpikir), psikosis pada penyakit Parkinson, Perilaku bunuh diri dalam skizofrenia.

Dosis & Cara Penggunaan

Cycozam termasuk dalam golongan Obat Keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan Anjuran dan Resep Dokter:

  1. Skizofrenia
    • Dewasa: Pada pasien yang tidak responsif atau tidak toleran terhadap antipsikotik lain: 12.5 mg diminum 1-2 x pada hari ke-1, dilanjutkan dengan dosis 25 mg diminum 1-2 x pada hari ke-2. Setelah itu, dosis dapat ditingkatkan dengan peningkatan 25-50 mg setiap hari selama 14 -21 hari hingga 300 mg setiap hari dalam dosis terbagi. Peningkatan berikutnya 50-100 mg diminum 1-2 x seminggu jika diperlukan.
    • Dosis umum: 200-450 mg setiap hari. Maksimal: 900 mg setiap hari. Secara bertahap kurangi menjadi dosis perawatan yang sesuai setelah respons terapeutik yang diinginkan tercapai.
    • Lansia: 12.5 mg pada hari ke-1, kemudian dosis ditingkatkan hingga 25 mg setiap hari.
  2. Psikosis pada Penyakit Parkinson
    • Dewasa: 12.5 mg sebelum tidur, dosis ditingkatkan dalam peningkatan 12,5 mg hingga 2 x seminggu hingga maksimal 50 mg.
    • Dosis umum: 25-37.5 mg sebelum tidur. Maksimal: 100 mg setiap hari.
  3. Perilaku Bunuh Diri dalam Skizofrenia
    • Dewasa: Dosis awal: 12.5 mg diminum 1-2 x sehari, dosis ditingkatkan dalam peningkatan 25-50 mg setiap hari jika ditoleransi, hingga target dosis 300-450 mg setiap hari dalam waktu 2 minggu.
    • Peningkatan dosis berikutnya hingga 100 mg 1-2 x seminggu. Maksimal: 900 mg setiap hari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Cycozam, antara lain:

  • Gangguan visual.
  • Sembelit.
  • Mual, muntah.
  • Pencernaan yang terganggu.
  • Pusing.
  • Susah tidur.
  • Vertigo.
  • Sakit kepala.
  • Hipertensi.
  • Gagal hati.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • Pasien dengan riwayat agranulositosis atau granulositopenia toksik.
  • Gangguan ginjal dan hati berat (termasuk penyakit hati aktif atau progresif, gagal hati).
  • Tidak boleh digunakan bersamaan dengan antipsikotik depot kerja lama, alkohol.

Interaksi Obat

  • Meningkatkan efek sistem saraf pusat dari narkotika, antihistamin dan benzodiazepin.
  • Dapat mengurangi efek terapi norepinefrin.
  • Meningkatkan kadar plasma jika digunakan bersamaan dengan inhibitor CYP1A2 (misalnya: Ciprofloxacin, fluvoxamine).
  • Menurunkan level plasma jika digunakan bersamaan dengan induser CYP1A2.
  • Meningkatkan risiko sindrom maligna neuroleptik jika digunakan bersamaan dengan litium.
  • Risiko kejang jika digunakan bersamaan dengan asam valproat.
  • Berpotensi Fatal: Meningkatkan risiko myelosupresi jika digunakan bersamaan dengan antipsikotik lama-kerja.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Cycozam ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).