Obat Kemoterapi

Cyclovid

Klikdokter, 21 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Cyclovid digunakan sebagai terapi kanker payudara, kanker paru, kanker ovarium, limfogranulomatosis, limfosarkoma, sarkoma sel retikulum.

Pengertian

Cyclovid adalah golongan obat kemoterapi sitotoksik yang memiliki kandungan aktif Cyclophosphamide. Zat aktif ini memiliki kemampuan untuk mengeliminasi sel kanker dan biasa digunakan sebagai terapi kanker payudara, kanker ovarium, limfogranulomatosis, limfosarkoma, sarkoma sel retikulum, leukemia dan multipel mieloma. Cyclovid memiliki mekanisme kerja dengan cara berikatan silang terhadap DNA sehingga menghambat poliferasi (pembelahan) sel kanker.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Kemoterapi Sitotoksik.
  • Kandungan: Cyclophosphamide 1 gram; Cyclophosphamide 200 mg; Cyclophosphamide 500 mg.
  • Bentuk: Serbuk.
  • Satuan Penjualan: Vial.
  • Kemasan: Vial 1 gram; Vial 200 mg; Vial 500 mg.
  • Farmasi: Korea United Pharm/ PT Novell Pharmaceutical Laboratories.

Kegunaan

Cyclovid digunakan sebagai terapi kanker payudara, kanker paru, kanker ovarium, limfogranulomatosis, limfosarkoma, sarkoma sel retikulum, leukemia, multipel mieloma.

Dosis & Cara Penggunaan

Cyclovid termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter. Penggunaan cyclovid injeksi harus dibantu oleh tenaga ahli medis.

Dewasa 

  1. Untuk penderita penyakit parah:
    • Dosis awal untuk pasien tanpa riwayat penyakit gangguan darah: dosis antara 40 sampai 50 mg/kg berat badan selama 2 sampai 5 hari. Dosis juga bisa diberikan 10 sampai 15 mg/kg berat badan selama 7 sampai 10 hari, atau 5 mg/kg berat badan diberikan 2  kali seminggu.
  2. Untuk mengatasi kanker rahim:
    • Dosis: 600 mg/kg berat badan melalui infus di hari pertama dikombinasikan dengan carboplatin atau cisplatin. Lakukan setiap 28 hari.
  3. Untuk mengatasi myeloma:
    • Dosis: 10 mg/kg berat badan melalui injeksi intravena (melalui pembuluh darah) di hari pertama dikombinasikan dengan pengobatan kemoterapi lain yang terbagi dalam M2.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 25 derajat Celciu atau pada suhu di bawah 25 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping yang dapat terjadi dari penggunaan Cyclovid adalah:

  • Mual, muntah, diare, dan ruam kulit.
  • Rambut rontok, perubahan warna kulit dan kuku, dan sakit perut.
  • Periode menstruasi yang terhenti.
  • Gangguan metabolisme karbohidrat, kehilangan nafsu makan, dan lemas.

 

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Cyclovid pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Aplasia sumsum tulang belakang (kelainan atau kecacatan pada sumsum tulang belakang sejak lahir).
  • Penyumbatan saluran kemih.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Infeksi akut.
  • Toksisitas urothelial (kondisi keracunan pada saluran kemih akibat obat atau radiasi).

 

Interaksi Obat
Beberapa obat yang berpotensi menimbulkan efek tertentu jika digunakan bersamaan dengan Cyclovid adalah:

  • Doxorubicin, efeknya berupa kerusakan pada jantung.
  • ACE inhibitor, efeknya berupa kelainan darah.
  • Amiodarone, efeknya berupa kerusakan pada paru-paru.
  • Amphotericin B, efeknya berupa kerusakan pada ginjal.
  • Azathioprine, efeknya berupa kerusakan pada hati.
  • Metronidazole, efeknya berupa gangguan fungsi otak.

 

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Cyclovid ke dalam Kategori D:
Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

Overdosis

  • Gejala: Urotoksisitas, mielosupresi (penekanan produksi darah), kardiotoksisitas (termasuk gagal jantung), stomatitis (peradangan yang muncul di mulut), penyakit hati veno-oklusif.
  • Penatalaksanaan: Perawatan suportif. Dapat dipertimbangkan dilakukan tindakan hemodialisis (cuci darah). Cegah sistitis dengan mesna mungkin berguna untuk mengatasi urotoksisitas.