Obat Gangguan Saraf Pusat

Curelepz

Klikdokter, 12 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Curelepz digunakan untuk terapi pengobatan epilepsi grand mal (kejang yang disertai dengan mulut berbusa) dan psikomotorik.

Pengertian

Curelepz adalah obat anti kejang yang diproduksi oleh Novell Pharmaceutical Lab. Obat ini mengandung Phenytoin Na yang digunakan untuk mengatasi kejang terutama akibat epilepsi. Epilepsi adalah penyakit yang disebabkan oleh pola aktivitas listrik pada otak yang tidak normal. Curelepz bekerja dengan cara menyeimbangkan aliran listrik di otak, sehingga terjadi pengurangan gejala kejang. Curelepz termasuk dalam golongan obat keras, sehingga dosis penggunaannya perlu dikonsultasikan pada dokter terlebih dahulu.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Anti Kejang
  • Kandungan: Phenytoin Na 100 mg
  • Bentuk: Kapsul
  • Satuan Penjualan: Botol
  • Kemasan: Botol @ 100 Kapsul
  • Farmasi: Novell Pharmaceutical Lab.

Kegunaan

Curelepz digunakan untuk terapi pengobatan epilepsi grand mal (kejang yang disertai dengan mulut berbusa) dan psikomotorik.

Dosis & Cara Penggunaan

Obat Keras. Harus dengan Resep dokter.

  • Dewasa
    Dosis awal: kapsul 100 mg, diberikan 3 kali sehari.
  • Anak
    Dosis awal: diberikan dosis 2-8 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 dosis terbagi.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu di antara 20-25°C.

Efek Samping

Efek Samping yang mungkin terjadi adalah:

  • Nistagmus (pergerakan mata yang tidak terkendali)
  • Ataksia (gangguan gerakan tubuh yang disebabkan masalah pada otak)
  • Gangguan berbicara
  • Sembelit
  • Mengantuk
  • Anemia megaloblastik.
  • Mual, muntah
  • Gangguan mental
  • Ruam morbiliform
  • Gugup
  • Gemetar.

Kontraindikasi:
Tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif.

Interaksi obat:
Tidak boleh diberikan bersamaan dengan alkohol, amiodaron, kloramfenikol, klordiazepoksid, diazepam, dikumarol, disulfiram, estrogen, antagonis H2, halotan, isoniazid, metilfenidat, fenotiazin, fenilbutazon, salisilat, suksinimid, sulfonamid, tolbutamid, tradozan, antidepresan trisiklik, kortikosteroid, kumarin, digitoksin, doksisiklin, furosemid, kuinidin, rifampisin, teofilin, estrogen, kontrasepsi oral, vit D.

Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Curelepz ke dalam Kategori D:
Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius di mana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

Overdosis:

  • Gejala overdosis Curelepz antara lain nystagmus (pergerakan mata tak terkendali), ataksia serebelum dan disartria, tremor, hiperrefleksia, mengantuk, kelelahan, lesu, bicara cadel, diplopia, pusing, mual, muntah; Dapat terjadi koma dan hipotensi, refleks pupil dapat menghilang.
  • Jika terjadi overdosis, lakukan bilas lambung, berikan arang aktif, dan pantau perawatan intensif (oleh tenaga medis). Periksa kadar plasma fenitoin sebelum melakukan perawatan internal intensif tanpa prosedur detoksifikasi khusus.