Cortisone Acetate
apt. Yulia Hakimatun Adilah, S.Farm, 22 Sep 2022
Ditinjau Oleh apt. Evita Fitriani., S. Farm
Cortisone Acetate adalah obat yang sering digunakan untuk mengatasi peradangan, seperti alergi, radang kulit, serta lupus. Adakah efek sampingnya?
Cortisone Acetate
Golongan | Obat keras |
Kategori obat | Kortikosteroid |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak |
Bentuk obat | Tablet dan injeksi |
Cortisone Acetate untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori A (menurut TGA (Therapeutic Goods Administration)): Aman digunakan untuk ibu hamil. Menurut FDA (Food Drug Administration): Belum dikategorikan. Peringatan Menyusui: Cortisone Acetate dapat terserap ke dalam ASI. Ibu menyusui sebaiknya berkonsultasi kepada dokter sebelum mengonsumsi obat ini. |
Pengertian
Cortisone Acetate adalah kortikosteroid golongan glukokortikoid yang memiliki efek antiinflamasi.
Zat aktif ini bekerja dengan menghambat tubuh melepas zat penyebab peradangan. Cortisone Acetate juga memiliki kemampuan menekan reaksi imun.
Cortisone Acetate sering digunakan untuk mengatasi berbagai jenis peradangan, seperti alergi, radang kulit, serta lupus.
Hanya saja, penggunaan kortikosteroid golongan glukokortikoid, seperti Cortisone, hanya sebagai terapi paliatif.
Artinya, obat hanya meredakan gejala peradangan, tapi tidak dapat mengatasi penyebab dari peradangan tersebut. Tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi, berikut penjelasan seputar obat Cortisone Acetate.
Keterangan
Tablet
- Golongan: obat keras
- Kelas terapi: kortikosteroid
- Kandungan: cortisone acetate 5 mg; 25mg
- Kemasan: dus, botol @50 tablet
- Produksi: Aspen Pharmacare
- Harga Cortisone Acetate: Rp195.000 (5 mg); Rp321.860 (25 mg)
Injeksi
- Golongan: obat keras
- Kelas terapi: kortikosteroid
- Kandungan: cortisone acetate 25mg/ml
- Kemasan: dus, 10 vial @10ml
- Produksi: Darya Varia
- Harga Cortisone Acetate: Rp30.388/vial
Artikel lainnya: Redakan Inflamasi dengan Pilihan Makanan Ini
Kegunaan
Cortisone Acetate digunakan sebagai anti-inflamasi. Obat ini dapat mengatasi berbagai peradangan yang disebabkan oleh respons imun, seperti:
- Dermatitis
- Osteoarthritis
- Rheumatoid arthritis
- Gout arthritis
- Psoriasis
- Alergi
Selain itu, obat ini juga memiliki fungsi imunosupresan, seperti dalam kondisi:
- Asma
- Syok
- Insufisiensi sekresi korteks adrenal akibat gangguan fungsi atau struktur adrenal
- Anemia hemolitik
- Limfoma
- Sindrom nefrotik
Dosis dan Aturan Pakai
Cortisone Acetate tergolong obat keras. Penggunaannya harus dengan resep dokter.
Berikut adalah dosis penggunaan Cortisone Acetate.
Tujuan: anti-inflamasi dan imunosupresan dewasa
Bentuk: tablet
- Berikan 2.5 – 10 mg/kg BB per hari tiap 8 jam atau 25 – 300 mg per hari dibagi 2 dosis.]
Tujuan: anti-inflamasi dan imunosupresan dewasa
Bentuk: injeksi
- Dosis 1 – 5 mg/kg BB per hari via Intramuskular.
Tujuan: penggantian fisiologis
Bentuk: tablet
- Berikan 0,5-0,75 mg/kg/ hari dosis terbagi menjadi 3 dosis atau 25-35 mg/hari
Tujuan: penggantian fisiologis
Bentuk: injeksi
- Berikan 0,25-0,35 mg/kg per hari via Intramuskular
Cara Menggunakan
- Gunakan Cortisone Acetate sesuai dengan anjuran dan resep dokter. Baca petunjuk pemakaian pada kemasan obat
- Tablet Cortisone Acetate dapat digunakan setelah makan
- Konsumsi obat secara teratur pada waktu yang sama. Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa konsultasi ke dokter
- Apabila kamu lupa, segera pakai obat jika jeda dengan waktu selanjutnya masih lama. Jika jeda dengan waktu berikutnya singkat, lupakan dosis yang tertinggal. Jangan menggandakan dosis pada waktu bersamaan
- Jangan melebihkan/mengurangi dosis tanpa berkonsultasi kepada dokter untuk menghindari efek samping atau efektivitas yang berkurang dari obat
- Cortisone dalam bentuk injeksi hanya boleh disuntikkan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter
Cara Penyimpanan
Simpan obat Cortisone Acetate pada suhu 20 - 25 derajat Celsius, di tempat yang sejuk kering, terhindar dari cahaya matahari langsung.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Artikel lainnya: Flu Bisa Sebabkan Peradangan Selaput Pembungkus Jantung
Efek Samping
Penghentian obat Cortisone Acetate secara tiba-tiba setelah penggunaan yang lama dapat menyebabkan insufisiensi adrenal akut dengan gejala:
- Demam
- Atralgia
- Malaise
Selain itu, komplikasi yang timbul akibat penggunaan jangka panjang adalah:
- Gangguan cairan dan elektrolit
- Hiperglikemia
- Glikosuria
- Mudah infeksi
- Pasien tukak lambung mungkin dapat mengalami pendarahan atau perforasi
- Osteoporosis
- Miopati
- Cushing syndrome dengan gejala moon face, timbunan lemak supraklavikular, obesitas sentral, jerawat
Overdosis
Beberapa gejala overdosis Cortisone Acetate adalah:
- Kulit terbakar
- Psikosis
- Hipertensi
- Lemah otot dan tulang
- Mual dan muntah
- Sulit tidur
- Depresi
- Pembengkakan pada kaki
Segera hubungi bantuan tim medis darurat ke nomor 112/119 atau segeralah ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat.
Kontraindikasi
Orang-orang dengan kondisi berikut tidak disarankan menggunakan Cortisone Acetate:
- Menjalani terapi antidiabetes
- Tukak lambung/ usus
- Infeksi berat
- Hipertensi dan penyakit jantung lainnya
Interaksi Obat
Interaksi obat Cortisone Acetate yang dapat terjadi seperti:
- Penggunaan Cortisone bersama antidiabetes atau antihipertensi dapat menurunkan efektivitas kerja antidiabetes atau antihipertensi
- Kombinasi dengan methotrexate dapat meningkatkan toksisitas dari methotrexate
- Penggunaan bersama dengan barbiturate, ephedrine, phenytoin, dan rifampicin dapat menurunkan efektivitas Cortisone Acetate
- Pemberian vaksin saat sedang terapi Cortisone dapat menurunkan efektivitas dari vaksin
Peringatan dan Perhatian
1. Ikuti semua petunjuk dan anjuran yang terdapat pada kemasan
2. Jangan gunakan obat apabila sedang terinfeksi jamur di bagian tubuh mana pun
3. Steroid dapat melemahkan imun tubuh sehingga kamu akan lebih mudah terserang infeksi
4. Beritahu dokter tentang infeksi yang kamu alami beberapa minggu yang lalu, terutama:
- Tuberkulosis
- Herpes
- Infeksi parasite, seperti diare
5. Beritahu juga dokter apabila kamu menderita:
- Sirosis atau penyakit hati lainnya
- Gangguan ginjal
- Gangguan tiroid
- Glaukoma atau katarak
- Depresi
- Gagal jantung kongestif
- Hipertensi
- Penyakit gastrointestinal
- Gangguan hati
- Wanita hamil dan menyusui
Artikel lainnya: Pantangan Makan untuk Sakit Punggung Akibat Peradangan
Kategori Kehamilan
Oleh TGA (Therapeutic Goods Administration), Cortisone Acetate digolongkan ke dalam kategori A. Yang artinya, obat aman digunakan oleh ibu hamil.
Studi kontrol pada ibu hamil tidak menunjukkan adanya risiko pada janin di usia trimester pertama kehamilan, serta tidak ada bukti risiko lainnya pada trimester selanjutnya.
Sementara itu, menurut FDA (Food Drug Administration), obat ini belum dikategorikan.
Peringatan Kehamilan
Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum ibu hamil menggunakan Cortisone Acetate.
Peringatan Menyusui
Cortisone Acetate terdistribusi ke dalam ASI. Bila kamu sedang menyusui sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Penyakit Terkait
- Dermatitis
- Osteoarthritis
- Rheumatoid arthritis
- Psoriasis
- Alergi
Rekomendasi Obat Sejenis
#JagaSehatmu dari sekarang. Unduh aplikasi Klikdokter. Kamu juga bisa menggunakan layanan chat gratis dengan dokter. Konsultasi sekarang, jangan tunggu sakit.
[HNS/NM]