Obat Antinyeri

Corsadol

Klikdokter, 17 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Corsadol merupakan obat Tramadol yang digunakan untuk membantu mengurangi rasa nyeri sedang hingga berat.

Pengertian

Corsadol adalah salah satu nama dagang dari Tramadol yang digunakan untuk membantu mengurangi rasa nyeri sedang hingga berat. Penggunaan Corsadol hanya untuk meredakan rasa nyeri hebat, seperti nyeri akibat pasca operasi atau karena penyakit seperti kanker. Penggunaan Corsadol pada pengobatan pusing atau sakit kepala sangat tidak dianjurkan. Corsadol bekerja dengan meningkatkan penghambatan transmisi rasa nyeri ke tulang belakang.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kategori: Analgetik.
  • Kandungan: Tramadol 50 mg.
  • Bentuk: Kapsul.
  • Satuan Penjualan: Strip.
  • Kemasan: Strip @10 Kapsul.
  • Farmasi: Corsa Indutries PT.

Kegunaan

Corsadol digunakan untuk membantu mengurangi rasa sakit atau nyeri sedang hingga berat.

Dosis & Cara Penggunaan

Corsadol termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

  • Pada dewasa: diminum 1-2 kapsul setiap 4-6 jam maksimal 8 kapsul perhari.
  • Corsadol dianjurkan untuk diminum bersamaan dengan makanan untuk meningkatkan penyerapan dan mengurangi kemungkinan timbul nyeri atau sakit pada saluran pencernaan.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Corsadol antara lain:

  • Postural hipotensi (Tekanan darah rendah yang menyebabkan rasa pusing saat perpindahah posisi tubuh secara mendadak).
  • Depresi pernafasan yang ditandai dengan penurunan masuknya udara ke paru-paru.
  • Hepatotoksisitas (kerusakan hati).
  • Bradikardi (Detak jantung lebih lama dari biasanya).
  • Kolaps atau pingsan.
  • Alergi yang berhubungan dengan saluran pernafasan seperti dyspnea (sesak nafas), bronkospasme (penyempitan saluran pernafasan yaitu dinding bronkial), bersin.
  • Edema (pembengkakkan karena penumpukan cairan tubuh pada bagian tertentu).
  • Perubahan nafsu makan.
  • Motorik kelemahan.
  • Agitasi atau kegelisahan.
  • Ruam kulit.
  • Diskrasia darah (kelainan pada sel plasma).
  • Hypoprothrombinemia (Kekurangan protombin yang merupakan salah satu komponen dalam pembekuan darah).

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • Pasien bunuh diri.
  • Keracunan akut dengan hipnotik, opioid, obat psikotropika, atau alkoho.
  • Epilepsi yang tidak terkontrol, asma bronkial akut atau berat, hiperkapnia atau depresi pernafasan yang signifikan dalam keadaan tidak dipantau atau tidak adanya peralatan resusitasi.
  • Gangguan ginjal dan hati berat.
  • Penggunaan bersamaan dengan MAOI atau dengan 2 minggu setelah penarikan MAOI.

Interaksi Obat

  • Peningkatan risiko kejang atau sindrom serotonin dengan SSRI, serotonin-norepinefrin reuptake inhibitor (SNRI).
  • Ambang kejang lainnya obat penurun (misal bupropion, mirtazapine, tetrahydrocannabinol).
  • Konsentrasi serum menurun dengan carbamazepine.
  • Dapat mungkin terjadi efek anti-depresan norepinefrin, agonis 5-HT atau lithium
  • Peningkatan INR dan ekimosis dengan turunan kumarin (misalnya warfarin).
  • Berpotensi Fatal: Peningkatan risiko kejang dengan MAOIs.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Corsadol ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis

  • Gejala: Miosis (pupil mata mengecil), muntah, kulit dingin dan lembap, depresi pernapasan, lesu, otot rangka yang lembek, koma, kejang, bradikardia (denyut jantung dibawah normal), hipotensi (tekanan darah rendah), henti jantung, jantung kolaps.
  • Penatalaksanaan: Perawatan suportif dengan pemeliharaan ventilasi yang adekuat. Meskipun nalokson akan membalikkan beberapa gejala overdosis, dapat meningkatkan risiko kejang. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.