Obat Jantung

Cordarone

Klikdokter, 19 Jan 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Cordarone merupakan obat dengan kandungan zat aktif Amiodarone yang digunakan untuk membantu mengobati beberapa jenis penyakit jatung

Pengertian

Cordarone adalah salah satu nama dagang dari zat aktif Amiodarone yang digunakan baik dengan atau tanpa kombinasi dari obat lain untuk membantu mengobati beberapa jenis gangguan denyut jantung tidak teratur (seperti persisten fibrilasi ventrikel atau takikardia). Cordarone digunakan untuk mengembalikan irama jantung normal dan mempertahankan detak jantung stabil. Cordarone dikenal sebagai obat anti aritmia (ganguan irama jantung) yang bekerja dengan menghalangi sinyal-sinyal listrik tertentu pada jantung yang dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur.

Keterangan

  1. Cordarone Injeksi
    • Golongan: Obat Keras
    • Kategori: Obat Jantung
    • Kandungan: Amiodarone 150 mg/3 mL
    • Bentuk: Ampul
    • Satuan Penjualan: Ampul
    • Kemasan: Box, 6 Ampul @ 3 mL
    • Farmasi: Sanofi Winthrop/ Aventis Pharma
  2. Cordarone Tablet
    • Golongan: Obat Keras
    • Kategori: Obat Jantung
    • Kandungan: Amiodarone 200 mg
    • Bentuk: Tablet
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Strip @ 10 Tablet
    • Farmasi: Sanofi Winthrop/Aventis Pharma

Kegunaan

Cordarone digunakan untuk membantu mengobati beberapa jenis penyakit jantung serius.

Dosis & Cara Penggunaan

Cordarone termasuk obat keras sehingga Dosis dan Cara Penggunaan Cordarone harus berdasarkan resep Dokter. Penggunaan Cordarone Injeksi harus dilakukan oleh Tenaga Medis Profesional.

  1. Aturan penggunaan Cordarone Injeksi
    • Fibrilasi ventrikel yang tak berdenyut atau takikardia ventrikel
      • Dewasa: Awalnya, 300 mg atau 5 mg / kg melalui injeksi cepat.
    • Aritmia supraventrikular dan ventrikel
      • Dewasa: Awalnya, 5 mg / kg lebih dari 20-120 menit, dapat diulangi jika diperlukan, hingga dosis total 1.200 mg (sekitar 15 mg / kg) dengan tingkat yang disesuaikan berdasarkan respons klinis selama 24 jam.
  2. Aturan penggunaan Cordarone Tablet
    • Aritmia supraventrikular dan ventrikel
      • Dewasa: Awalnya, 1 tablet diminum 3 kali sehari untuk 1 minggu, kemudian dikurangi dosis menjadi 1 tablet diminum 2 kali sehari untuk minggu berikutnya.
      • Dosis pemeliharaan: ≤200 mg setiap hari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Cordarone, yaitu:

  • Hipotensi (tekanan darah rendah)
  • Tremor (gemetar)
  • Sulit tidur, sakit kepala
  • Mual, muntah
  • Berkeringat
  • Perubahan warna kulit biru-abu-abu
  • Kelelahan

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Cordarone pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Riwayat disfungsi tiroid.
  • Sensitivitas yodium.
  • Kolaps sirkulasi.
  • Hipotensi berat.
  • Ibu menyusui.
  • Penggunaan bersamaan dengan obat yang memperpanjang interval QT.

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Cordarone:

  • Peningkatan konsentrasi dengan inhibitor CYP3A4 (Inhibitor HIV-protease, simetidin).
  • Berkurangnya konsentrasi dengan pemicu CYP3A4 (Rifampisin, fenitoin).
  • Dapat menginduksi bradikardia dengan β-blocker, Ca channel blocker, dan obat antiaritmia lainnya.
  • Dapat meningkatkan risiko aritmia dengan obat yg menyebabkan hipomagnesemia dan hipokalemia (Diuretik, kortikosteroid sistemik).
  • Dapat meningkatkan konsentrasi siklosporin, clonazepam, digoxin, flecainide, fenitoin, procainamide, quinidine, simvastatin, dan warfarin.
  • Dapat mempengaruhi obat yang merupakan substrat P-glikoprotein.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Cordarone ke dalam Kategori D:
Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

Overdosis

  • Gejala: Bradikardia sinus, penyumbatan jantung, serangan takikardia ventrikel, torsades de pointes, kegagalan peredaran darah, cedera hati.
  • Penatalaksanaan: Pengobatan simtomatik dan suportif. Lakukan bilas lambung untuk mengurangi penyerapan. Berikan agonis β-adrenergik atau glukagon jika terjadi bradikardia (Denyut jantung dibawah normal). Pantau status jantung. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.