Obat Hipertensi

Comdipin

Klikdokter, 16 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Comdipin merupakan obat yang mengandung amlodipine digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi, membantu mencegah stroke

Pengertian

Comdipin adalah obat yang mengandung amlodipine. Comdipin digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi, membantu mencegah stroke, serangan jantung, dan masalah ginjal. Amlodipine yang terkandung dalam Comdipin termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai penghambat saluran kalsium. Obat ini bekerja dengan merelaksasi pembuluh darah, sehingga darah dapat mengalir lebih mudah.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antagonis Kalsium atau Antihipertensi
  • Kandungan: Amlodipine besylate 5 mg; Amlodipine besylate 10 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Strip @ 10 Tablet
  • Farmasi: Combiphar

Kegunaan

Comdipin digunakan untuk mengobati hipertensi atau tekanan darah tinggi, angina kronis (nyeri dada), dan angina Prinzmetal.

Dosis & Cara Penggunaan

Comdipin termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

  1. Hipertensi
    • Pada manula: diminum 2.5 mg sekali sehari.
    • Pada orang dewasa sebagai dosis awal: diminum 5 mg lalu selanjutnya dinaikan menjadi 10 mg bila diperlukan.
    • Pada anak-anak 6-17 tahun: sebagai dosis awal 2.5 mg lalu selanjutnya dinaikan menjadi 5 mg bila diperlukan.
  2. Nyeri dada (angina pektoris)
    • Pada manula: diminum 2.5 mg sekali sehari.
    • Pada orang dewasa: sebagai dosis awal diminum 5 mg lalu selanjutnya ditingkatkan menjadi 10 mg bila diperlukan.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 15-30 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Comdipine, yaitu:

  • Pencernaan yang terganggu, seperti: mual, diare, sembelit, sakit perut.
  • Sakit kepala, mengantuk, pusing.
  • Peningkatan enzim hati.
  • Leucopenia (kadar leukosit dalam darah kurang dari normal).
  • Trombositopenia (jumlah trombosit kurang dari normal).
  • Kelelahan.
  • Tinnitus (berbunyi denging di telinga)
  • Gangguan visual.
  • Pembengkakan sistem saraf tepi.
  • Badan lemas.
  • Penambahan berat badan.
  • Gangguan berkemih, serta disfungsi seksual.
  • Kram otot, nyeri sendi, nyeri punggung.
  • Bradikardia (denyut jantung lambat,)
  • Insomnia atau sulit tidur

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Comdipin atau Amlodipine pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Pasien yang memiliki riwayat hipotensi berat
  • Pasien yang memiliki riwayat syok kardiogenik, gagal jantung.

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Comdipine:

  • Menurunkan konsentrasi plasma dengan induser CYP3A4 (misalnya: Rifampisin).
  • Meningkatkan paparan dengan inhibitor enzim CYP3A4 (misalnya: Protease inhibitor, antijamur azole, erythromycin, diltiazem).
  • Meningkatkan konsentrasi plasma sistemik dengan imunosupresan (misalnya: Ciclosporin, tacrolimus).
  • Meningkatkan konsentrasi serum simvastatin.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Comdipin ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis

  • Gejala: denyut jantung lambat (bradikardia), gangguan irama jantung (aritmia), hipotensi berat, vasodilatasi perifer berlebihan, detak jantung cepat, syok.
  • Penatalaksanaan: Lakukan lavage lambung dan pemberian arang hingga 2 jam setelah konsumsi Comdipin. Mulai diberikan terapi penunjang kardiovaskular aktif, pantau fungsi jantung dan pernapasan, peningkatan ekstremitas dan perhatian volume cairan sirkulasi dan keluaran urin. Untuk memulihkan tonus pembuluh darah dan tekanan darah, dapat diberikan vasokonstriktor dan  Ca glukonat disuntikkan melalui pembuluh darah untuk membalikkan efek penghambat saluran Ca. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.