Obat Gangguan Darah

Clonex

Klikdokter, 14 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Clonex digunakan sebagai terapi jangka pendek untuk mengatasi perdarahan, mengatasi menoragia, perdarahan abnormal pasca operasi

Pengertian

Clonex adalah sediaan obat yang mengandung Tranexamic acid sebagai zat aktifnya. Clonex digunakan untuk mengobati menoragi (terjadi perdarahan haid dalam jumlah yang banyak), edema angioneurotik herediter (pembengkakan yang mirip urtikaria yang terjadi pada area kulit, larink (kotak suara), dan area lainnya, perdarahan abnormal pasca operasi, perdarahan sesudah operasi gigi pada penderita hemofilia (pembekuan darah).

Keterangan

  1. Clonex 250 mg Kapsul
    • Golongan: Obat keras
    • Kelas Terapi: Hemostatik.
    • Kandungan: Tranexamic acid 250 mg.
    • Bentuk: Kapsul
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Strip @ 10 Kapsul
    • Farmasi: PT. Corsa Industries.
  2. Clonex 500 mg Kaplet
    • Golongan: Obat keras
    • Kelas Terapi: Hemostatik.
    • Kandungan: Tranexamic acid 500 mg.
    • Bentuk: Kaplet Salut Selaput
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Strip @ 10 Kaplet
    • Farmasi: PT. Corsa Industries.
  3. Clonex Injeksi
    • Golongan: Obat keras
    • Kelas Terapi: Hemostatik.
    • Kandungan: Tranexamic acid 100 mg/ mL.
    • Bentuk: Cairan Injeksi
    • Satuan Penjualan: Ampul
    • Kemasan: Ampul @ 5 mL
    • Farmasi: PT. Corsa Industries.

Kegunaan

Clonex digunakan sebagai terapi jangka pendek untuk mengatasi perdarahan, mengatasi menoragia, edema angioneurotik herediter, perdarahan abnormal pasca operasi, perdarahan sesudah operasi gigi pada penderita hemofilia.

Dosis & Cara Penggunaan

Clonex termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

  1. Clonex Kapsul dan Kaplet
    • Terapi jangka pendek untuk mengatasi perdarahan: diberikan dosis 1-1,5 g, diminum 2-3 kali sehari.
    • Menoragia: dosis 1 g diberikan selama menstruasi seperlunya atau sampai 5 hari. Maksimal dosis: 4 g / hari.
    • Angioedema herediter: dosis 1-1,5 g diminum 2-3 kali sehari, diberikan sesekali atau terus menerus.
    • Penderita hemofilia menjalani pencabutan gigi: dosis 1,5 g diberikan tiap 8 jam.  
  2. Clonek Injeksi
    • Penatalaksanaan perdarahan jangka pendek: dosis 0,5-1 g diberikan 2-3 kali sehari.
    • Dosis umum: dosis 1 g diberikan tiap 6-8 jam.
    • Semua dosis diberikan melalui injeksi intravena (pembuluh darah).

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 25 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Clonex, antara lain:

  • Diare.
  • Mual dan muntah-muntah.
  • Sakit kepala (pemberian secara oral).
  • Eksantema (Ruam yang menyebar luas).
  • Anoreksia (Gangguan makan yang menyebabkan seseorang terobsesi dengan berat badan dan apa yang dimakannya).

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • Hipersensitif (Reaksi berlebihan karena sistem imun),
  • Penyakit tromboemboli aktif (misalnya Emboli paru, DVT)
  • Riwayat trombosis vena atau arteri (termasuk vena retina atau oklusi arteri)
  • Kondisi fibrinolitik (Pecahnya salah satu agen pembeku darah) setelah koagulopati konsumsi
  • Riwayat kejang
  • Penggunaan bersamaan dengan kontrasepsi hormonal
  • Gangguan ginjal berat.

Interaksi Obat
Beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan Clonex, diantaranya:

  • Obat antikoagulan seperti warfarin dan heparin.
  • Obat pencegah pendarahan seperti faktor IX komplek, anti-inhibitor koagulan konsentrat.
  • Tretinoin.
  • Estrogen.
  • Berpotensi Fatal: Penggunaan bersamaan dengan kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan risiko tromboemboli vena atau trombosis arteri (misalnya serangan jantung, stroke).

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Clonex ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

Overdosis

  • Gejala: Kejang, pusing, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), mual, muntah.
  • Penatalaksanaan: Perawatan suportif. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.