Obat Gangguan Saraf Pusat

Clobazam

apt. Yulia Hakimatun Adilah, S.Farm, 14 Mar 2023

Ditinjau Oleh apt. Evita Fitriani., S. Farm

Clobazam adalah obat golongan antikonvulsan yang digunakan untuk mengatasi epilepsi dan kejang. Bagaimana aturan pakai obat Clobazam? Cek di sini.

Clobazam

Clobazam

Golongan

Obat Keras

Kategori obat

Obat gangguan saraf pusat

Dikonsumsi oleh

Dewasa 

Bentuk obat

Tablet

Clobazam untuk ibu hamil dan menyusui

Kategori C: Studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya risiko pada janin. Akan tetapi, belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.

Peringatan Menyusui: Clobazam diketahui dapat terserap ke dalam ASI. Jangan gunakan obat sebelum berkonsultasi dengan dokter.

Merek Dagang 

  • Asabium 
  • Clofritis
  • Proclozam

Pengertian 

Clobazam adalah obat generik yang digunakan untuk mengatasi kejang pada kondisi epilepsi dan gangguan kecemasan. Penggunaannya dapat dikombinasi dengan obat lain pada penderita epilepsi.

Obat keras ini dapat mengontrol kejang dengan menyeimbangkan aliran listrik yang ada di dalam otak. 

Selain itu, obat Clobazam juga dapat digunakan untuk melemaskan otot. 

Tersedia dalam bentuk tablet, cek penjelasan mendalam seputar Clobazam obat apa di sini.

Keterangan 

  • Golongan: Obat keras 
  • Kelas terapi: Obat gangguan saraf pusat
  • Kandungan: Clobazam 10 mg
  • Kemasan: Dus, 10 strip @10 tablet
  • Produksi: PT Dexa Medica, Etercon Pharma, Mersifarma Tirmaku Mercusana
  • Harga Clobazam: Rp13.710/strip

Kegunaan 

Kegunaan dan fungsi Clobazam adalah mengatasi kejang pada penderita epilepsi dan gangguan kecemasan.

Artikel lainnya: Bisakah Penderita Epilepsi Sembuh? 

Dosis dan Aturan Pakai 

Clobazam merupakan golongan obat keras, yang memerlukan resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.

Berikut adalah anjuran dosis Clobazam secara umum.

Tujuan: Mengobati gangguan kecemasan

Bentuk: Tablet

  • Dewasa: Diberikan dosis 2-3 tablet per hari dalam dosis terbagi atau sebagai dosis tunggal. Jika perlu, tingkatkan dosis hingga 6 tablet setiap hari pada pasien dengan kecemasan berat.
  • Lama pengobatan tidak lebih dari 4 minggu dan pasien harus ditinjau ulang setelahnya. Gunakan dosis serendah mungkin untuk waktu sesingkat mungkin.
  • Lansia: Dosis 1-2 tablet setiap hari. Pantau kondisi pasien selama penambahan dosis dilakukan secara bertahap.

Tujuan: Mengobati kejang

Bentuk: Tablet

  • Dewasa: Dosis awal 2-3 tablet per hari. Maksimal dosis 6 tablet setiap hari.
  • Anak usia ≥6 tahun: ½ tablet per hari. Dosis pemeliharaan 0,3-1 mg/kg berat badan/hari. Maksimal dosis 6 tablet setiap hari. Mulailah dengan dosis rendah dan amati dengan hati-hati selama peningkatan dosis dilakukan.
  • Lansia: Mulailah dengan dosis rendah dan amati dengan cermat selama peningkatan dosis.

Cara Menggunakan 

  • Bacalah instruksi aturan penggunaan yang tertera pada kemasan atau ikuti petunjuk dokter
  • Clobazam tablet dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Telan tablet bersama segelas air putih. Jangan dikunyah atau dihancurkan
  • Untuk tujuan mengatasi kecemasan, sebaiknya obat diminum sebelum tidur
  • Dianjurkan minum Clobazam secara teratur pada jam yang sama setiap harinya. Bila lupa minum obat, segera minum jika jeda jadwal minum obat berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan saja. Jangan menggandakan dosis

Cara Penyimpanan

Simpan Clobazam di tempat kering, pada suhu ruang, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Efek Samping 

Efek Samping Clobazam yang dapat timbul dari penggunaan obat, yaitu:

  • Mengantuk
  • Demam
  • Infeksi saluran pernapasan bagian atas
  • Batuk
  • Gelisah
  • Muntah
  • Insomnia
  • Gangguan keseimbangan
  • Konstipasi
  • Kelelahan 

Artikel lainnya: Sering Kejang Saat Demam Bisa Berdampak Turunkan Kecerdasan Anak?

Overdosis

Penggunaan Clobazam di atas dosis anjuran bisa memicu gejala overdosis, seperti: 

  • Depresi sistem saraf pusat yang berhubungan dengan rasa kantuk
  • Lesu
  • Kebingungan
  • Berkembang menjadi ataksia
  • Hipotensi
  • Hipotonia (kelemasan otot)
  • Depresi pernapasan
  • Pada kondisi jarang, bisa menyebabkan koma atau bahkan kematian

Jika kamu mengalami overdosis segera hubungi bantuan tim medis darurat ke nomor 112/119 atau segeralah ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat.

Kontraindikasi

Hindari penggunaan Clobazam tablet pada pasien dengan kondisi:

  • Riwayat ketergantungan obat atau alkohol, insufisiensi pernapasan berat, myasthenia gravis, sindrom apnea tidur
  • Penggunaan bersamaan dengan analgesik opioid
  • Gangguan hati berat
  • Kehamilan (trimester 1) dan menyusui

Interaksi Obat 

Penggunaan Clobazam bersama zat aktif lain bisa menyebabkan interaksi obat. Berikut penjelasannya.

  • Penggunaan Clobazam bersamaan dengan opioid dapat menyebabkan sedasi, depresi pernapasan, dan koma
  • Efek depresi SSP meningkat bila dikonsumsi berbarengan dengan antipsikotik (neuroleptik), hipnotik, anxiolytic/sedatif, agen antidepresan, antikonvulsan, anestesi, dan antihistamin sedatif
  • Peningkatan konsentrasi serum fenitoin
  • Peningkatan konsentrasi plasma bila dikonsumsi berbarengan dengan inhibitor CYP2C19 dan CYP3A (misalnya stiripentol) atau inhibitor CYP2C19 sedang hingga kuat (misalnya flukonazol, fluvoxamine, ticlopidine, omeprazole)
  • Efek yang ditingkatkan dari pelemas otot, analgesik, dan dinitrogen oksida
  • Penurunan konsentrasi serum kontrasepsi hormonal (misalnya estrogen)

Untuk menghindari risiko interaksi obat tertentu, beritahukan dokter semua obat yang sedang kamu konsumsi.

Peringatan dan Perhatian 

  • Beritahu dokter jika kamu alergi terhadap Clobazam
  • Beritahu dokter jika kamu sedang hamil atau menyusui
  • Beritahu dokter jika kamu memiliki riwayat masalah pada pernapasan atau penyakit paru, depresi, masalah pada suasana hati, perilaku ingin bunuh diri, kecanduan narkoba atau alkohol, gangguan hati, dan gangguan ginjal
  • Penyalahgunaan clobazam dapat menyebabkan kecanduan, overdosis, atau kematian
  • Segera temui dokter jika kamu memiliki keinginan bunuh diri atau kejang setelah minum Clobazam
  • Jangan tiba-tiba berhenti menggunakan Clobazam tablet tanpa saran dari dokter kamu
  • Segera temui dokter jika mengalami alergi, overdosis, atau efek samping yang serius setelah mengonsumsi obat ini

Artikel lainnya: Mengenal Operasi Lesionektomi untuk Mengatasi Kejang Epilepsi 

Kategori Kehamilan

Clobazam dimasukkan ke dalam kategori C. Studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya risiko pada janin. Namun, belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. 

Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Peringatan Kehamilan

Informasikan dokter jika kamu akan menggunakan Clobazam saat hamil atau sedang menjalankan program kehamilan. 

Peringatan Menyusui

Clobazam dapat diketahui dapat terserap ke dalam ASI. Busui sebaiknya tidak menggunakannya tanpa konsultasi kepada dokter.

Penyakit Terkait 

Rekomendasi Obat Sejenis 

Jangan tunggu sakit. Manfaatkan layanan konsultasi kesehatan langsung dengan dokter di fitur Tanya Dokter online. Yuk, sama-sama #JagaSehatmu.

[HNS]