Obat Antibiotik

Clinika

Klikdokter, 12 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Clinika digunakan untuk mengobati jerawat dan infeksi bakteri anaerob, penyakit karena bakteri Gram-positif.

Pengertian

Clinika adalah produk obat dengan bentuk sediaan kapsul dan gel yang diproduksi oleh Ikapharmindo Putramas. Obat Clinika bekerja dengan cara menghambat sintesis protein bakteri sehingga pertumbuhan bakteri menjadi terhambat. Clindion memiliki kandungan zat aktif Clindamycin Phospate yang digunakan untuk mengobati jerawat dan infeksi anaerob, penyakit karena bakteri Gram-positif.

Keterangan

  1. Clinika Kapsul
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Antibiotik
    • Kandungan: Clindamycin Phospate 150 mg; Clindamycin Phospate 300 mg
    • Bentuk: Kapsul
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Box, 3 Strip @10 Kapsul
    • Farmasi: Ikapharmindo Putramas.
  2. Clinika Gel
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Antibiotik
    • Kandungan: Clindamycin Phospate 1%
    • Bentuk: Gel
    • Satuan Penjualan: Tube
    • Kemasan: Box, Tube @ 10 Gram
    • Farmasi: Ikapharmindo Putramas.

Kegunaan

Clinika digunakan untuk mengobati jerawat dan infeksi bakteri anaerob, penyakit karena bakteri Gram-positif.

Dosis & Cara Penggunaan

Clinika termasuk dalam golongan obat keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan anjuran dan resep dokter.

  • Dosis Kapsul: 150-300 mg setiap 6 jam. Parah: 300-450 mg setiap 6 jam.
  • Dosis Gel: oleskan tipis dua kali sehari.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu antara 20-25°C. Jangan didinginkan atau dibekukan.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Clinika, antara lain superinfeksi, dan kulit kering.

Kontraindikasi:
Hindari penggunaan Clinika pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Hipersensitif.
  • Topikal dan vagina: Riwayat penyakit radang usus, enteritis regional (radang usus kronis), kolitis ulserativa (peradangan usus besar) atau kolitis terkait antibiotik.

Interaksi obat:
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Clinika:

  • Dapat meningkatkan aksi agen penghambat neuromuskuler.
  • Dapat memusuhi efek parasimpatomimetik.
  • Dapat secara kompetitif menghambat efek makrolida, ketolida, streptogramin, linezolid, dan kloramfenikol.
  • Dapat meningkatkan tes koagulasi (misalnya Waktu protrombin, INR) dan risiko perdarahan dengan antagonis vitamin K (misalnya Warfarin, acenocoumarol, fluindione).
  • Dapat mengurangi efek terapeutik dengan rifampisin.
  • Dapat mengurangi clearance dengan inhibitor CYP3A4 dan CYP3A5.
  • Eritromisin dapat mengurangi efek terapi klindamisin (topikal).

Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Clinika ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

Overdosis:

  • Pemberian Clinika yang melebihi dosis yang dianjurkan akan menimbulkan gejala, seperti dermatitis, nefrotoksisitas, hepatotoksisitas, kelainan hematologis, diare berat, dan kolitis pseudomembran yang dapat menyebabkan kematian. Pemberian dosis besar secara cepat melalui injeksi intravena dapat menyebabkan disritmia ventrikel, hipotensi dan henti jantung.
  • Jika terjadi overdosis, segera lakukan pengobatan simtomatik dan suportif (dibantu oleh tenaga medis profesional). Berikan terapi adrenalin untuk reaksi anafilaktoid serius. Berikan oksigen dan kortikosteroid melalui injeksi intravena sesuai indikasi.