Obat Kemoterapi

Cisplatin

Klikdokter, 12 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Cisplatin adalah obat yang digunakan dalam pengobatan kanker, terutama kanker ovarium (indung telur), testis (buah zakar)

Pengertian

Cisplatin adalah salah satu jenis obat yang masuk kedalam golongan obat kemoterapi sitotoksik. Cisplatin digunakan sebagai terapi pengobatan beberapa penyakit kanker, seperti kanker ovarium, kanker testikel, kanker paru-paru, kanker kandung kemih, tumor otak, limfoma, karsinoma, dan sarkoma. Cisplatin bekerja secara efektif dalam memodifikasi siklus perkembangan sel kanker ataupun sel tumor dengan cara menghambat perkembangan sel abnormal tersebut.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Kemoterapi Sitotoksik.
  • Kandungan: Cisplatin 10 mg/10 mL; Cisplatin 50 mg/50 mL.
  • Bentuk: Cairan Injeksi.
  • Satuan Penjualan: Vial.
  • Kemasan: Vial @ 10 mL; Vial @ 50 mL.
  • Farmasi: Global Onkolab/ Dankos Farma, Fonko Internatinal/ Ferron Par Pharmaceutical, Sanbe Farma.
  • Merk dagang yang beredar di Indonesia: Cisplasan, Cilatin, Platol, Cisteen, Platosin.

Kegunaan

Cisplatin digunakan dalam pengobatan kanker, terutama kanker ovarium (indung telur), testis (buah zakar), dan kandung kemih. Selain itu, Cisplatin juga diberikan untuk mengatasi beberapa jenis kanker lain, seperti kanker di jaringan lunak, tulang, otot, serta pembuluh darah.

Dosis & Cara Penggunaan

Cisplatin termasuk dalam golongan obat keras, hanya bisa digunakan berdasarkan resep Dokter.

  1. Kanker ovarium yang sudah menyebar
    • Dosis: 75-100 mg/m2 luas permukaan tubuh (LPT), 1 kali untuk setiap siklus. Obat dapat dikombinasikan dengan obat kemoterapi lainnya.
  2. Kanker testis yang sudah menyebar
    • Dosis: 20 mg/m2 LPT, 5 kali untuk setiap siklus.
  3. Kanker kandung kemih tingkat lanjut
    • Dosis: 50-70 mg/m2 LPT, 1 kali untuk setiap siklus.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 15-25 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi dari penggunaan Cisplatin adalah:

  • Mual, muntah, diare, dan tidak nafsu makan.
  • Rambut rontok, gangguan elektrolit, gusi berdarah, dan gangguan pendengaran.
  • Infeksi yang ditandai dengan demam, nyeri otot, pusing, menggigil, dan kerusakan ginjal.
  • Dapat pula terjadi pendarahan, misalnya muncul memar, mimisan, atau gusi berdarah.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Cisplatin pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Gangguan ginjal atau pendengaran yang parah.
  • Hipersensitif terhadap komponen dari obat ini.
  • Penekanan sumsum tulang yang parah.
  • Neuropati perifer (gangguan yang terjadi akibat kerusakan pada sistem saraf perifer atau sistem saraf tepi).

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa interaksi obat yang umumnya terjadi pada Cisplatin:

  • Dapat meningkatkan efek kerusakan ginjal (nefrotoksik), jika digunakan dengan antibiotik aminoglikosida, seperti gentamicin atau neomycin, serta obat antijamur amphotericin B.
  • Dapat meningkatkan toksisitas jika digunakan bersama dengan obat sitotoksik lainnya.
  • Memiliki efek sinergis jika digunakan bersama 5-fluorouracil and etoposida.
  • Meningkatkan efektifitas dan menurunkan toksisitas jika digunakan bersama radioprotecting agen WR 2721.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Cisplatin ke dalam Kategori D:
Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

Overdosis

  • Overdosis akut dapat menyebabkan gagal ginjal, gagal hati, tuli, toksisitas mata, myelosuppression yang signifikan, mual dan muntah yang tidak dapat disembuhkan dan / atau neuritis. Kematian juga dapat terjadi setelah overdosis. Perawatan harus mencakup tindakan suportif umum. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.