Obat Jantung

Cetadop

Klikdokter, 10 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Cetadop digunakan untuk penanganan gagal jantung akut.

Pengertian

Cetadop adalah obat injeksi yang memiliki kandung Dopamin HCl. Cetadop digunakan sebagai salah satu penanganan syok yang diakibatkan oleh kondisi tertentu, seperti gagal jantung, gagal ginjal, pasca trauma, atau serangan jantung. Cetadop bekerja dengan meningkatkan kekuatan pompa jantung dan aliran darah ke ginjal.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Obat Jantung.
  • Kandungan: Dopamine HCl 40 mg/mL.
  • Bentuk: Cairan Injeksi.
  • Satuan Penjualan: Ampul.
  • Kemasan: Box, 5 Ampul @ 5 mL.
  • Farmasi: Ethica Industri Farmasi.

Kegunaan

Cetadop digunakan untuk penanganan gagal jantung akut.

Dosis & Cara Penggunaan

Cetadop termasuk dalam golongan Obat Keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan Anjuran Dokter dan dilakukan oleh Tenaga Medis Profesional:

Anjuran pemakaian Cetadop:

  • Dosis awal 2-5 mcg/Kg berat badan untuk tiap menit. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap hingga 5-10 mcg / kg berat badan / menit sesuai dengan tekanan darah, curah jantung dan urine pasien.
  •  Pada kasus yang parah, mungkin diperlukan dosis hingga 20-50 mcg / kg berat badan / menit.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius, serta terhindar dari sinar matahari langsung.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Cetadop, antara lain:

  • Mual dan muntah.
  • Aritmia atau kondisi yang menyebabkan detak jantung menjadi tidak stabil atau tidka beraturan.
  • Sakit kepala.
  • Palpitasi ( jantung debar-debar).
  • Vasokonstriksi atau menyempitnya rongga pembuluh darah arteri yang disebabkan terjadinya kontraksi pada otot-otot dinding pembuluh darah
  • sesak napas (Dispnea).
  • Hipotensi atau tekanan darah rendah
  • Bradikardia atau penurunan ritme detak jantung
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
  • Iskemia perifer atau menurunnya asupan nutrisi pada anggota tubuh bagian tepi yang disebabkan oleh menurunnya aliran darah dalam tubuh.
  • Ileus paralitik atau terjadinya semacam kelumpuhan pada gerakan usus.
  • Nyeri perut.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • Pasien dengan riwayat Pheochromocytoma (tumor yang mensekresi hormon yang dapat terjadi pada kelenjar adrenal).
  • Pasien dengan riwayat Ventricular tachyarrhythmias (sebuah kondisi ketika bilik bawah jantung (ventrikel) berdenyut sangat cepat) atau Fibrilasi ventrikel (irama jantung mengancam jiwa yang menghasilkan detak jantung cepat dan tak memadai).
  • Penggunaan bersamaan dengan siklopropana dan anestesi hidrokarbon terhalogenasi.

Interaksi Obat
Berikut ini adalah beberapa interaksi yang dapat terjadi jika Cetadop digunakan dengan obat lain:

  • Meningkatkan risiko aritmia (masalah pada irama jantung ketika organ tersebut berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur), jika digunakan dengan gas bius, seperti halothane.
  • Mengurangi efektivitas dopamin, jika digunakan dengan obat golongan penghambat beta, seperti propranolol dan metoprolol.
  • Penyempitan pembuluh darah, jika digunakan dengan obat penghambat adrenergik (alfa), seperti doxazosin.
  • Meningkatkan potensi efek samping obat hydrocholorthiazide atau furosemide.
  • Berisiko menyebabkan hipotensi (penurunan darah) dan bradikardia (kondisi individu yang memiliki denyut jantung yang lambat, biasanya di bawah 60 denyut per menit bagi orang dewasa), jika digunakan dengan phenytoin.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Cetadop ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis

  • Gejala: peningkatakan tekanan darah yang berlebihan, vasokonstriksi (kontraksi dinding otot hingga menyumbat pembuluh darah).
  • Penatalaksanaan: Kurangi dosis atau hentikan infus. Jika tindakan ini gagal, pertimbangkan pemberian phentolamine mesylate. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.